All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Disrupsi Digital dan Inovasi Era Kenormalan Baru

IWA

Senin, 01 Juni 2020

Disrupsi Digital dan Inovasi Era Kenormalan Baru

Disrupsi Digital
Pandemi Covid-19 yang terjadi berbulan-bulan dan menimpa hampir seluruh negara di dunia membuat kacau kondisi ekonomi secara global dan terjadi disrupsi digital (pergeseran aktivitas dari dunia nyata ke dunia maya). Masalahnya, disrupsi digital mau tidak mau, siap tidak siap, dilakukan secara mendadak, sehingga bisa ditebak, banyak masyarakat yang tidak siap dengan hal ini. Mungkin, mereka yang profesinya selalu beraktivitas dengan internet perlahan bisa beradaptasi walau membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tapi, bagaimana dengan sopir angkot, tukang becak, pedangang kaki lima, kuli bangunan, dan sejenisnya? Hal ini diperparah dengan perangkat hukumnya yang belum siap.

Disrupsi berbeda dengan tren. Tren bisa diprediksikan jauh sebelumnya, sehingga kita bisa mempersiapkan diri, sedangkan disrupsi sulit diprediksi, cenderung merusak, dan terjadi di luar dugaan sehingga banyak masyarakat yang belum siap. Disrupsi saat ini akibat pandemi Covid-19, sifatnya force majeure atau keadaan di luar kemampuan manusia. Sehingga manusia dipaksa untuk menghadapi sekaligus mengatasinya. Baik disrupsi maupun tren membutuhkan kreativitas dan inovasi untuk menghadapinya.

Menarik pendapat Joseph Schumpeter tentang disrupsi digital, beliau lebih senang menyebutnya dengan destruksi kreatif, mengacu pada transformasi yang menyertai kreativitas dan inovasi radikal karena teknologi digital (dikutip dari E, Topol 2013:14). Covid-19 membuat kehancuran di berbagai bidang untuk digantikan dengan cara destruksi kreatif. Hanya negara yang bisa beradaptasi dengan kreativitas dan inovasi teknologi akan bertahan.

Pandemi Covid-19 memang menumbuhkan semangat solidaritas, namun solidaritas bisa menjadi luntur karena disrupsi digital menganut sistem ekonomi persaingan demi efisiensi. Persaingan bebas yang semakin dipacu disrupsi digital hanya kan menguntungkan kreator, inovator, dan produktor. Hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi kesenjangan sosial ekonomi, terutama bagi mereka yang tidak siap dengan perubahan. Tentunya perlu ada aturan hukum untuk mengaturnya dan mengurangi kesenjangan sosial (sumber: Koran Kompas Sabtu, 2 Mei dan 31 Mei 2020).

Inovasi Era Kenormalan Baru
Indonesia sepertinya harus siap menyambut disrupsi digital dan dilanjutkan dengan era baru yang disebut dengan new normal atau tatanan kehidupan normal yang baru atau lebih simpelnya era kenormalan baru, yang berbeda dengan kehidupan normal seperti sebelumnya. Untuk sementara, ada 102 daerah yang tersebar di 23 provinsi di Indonesia diizinkan untuk melakukan program yang akan dimulai bulan Juni 2020. Adapun kriteria berdasarkan epidemiologi, surveilans kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), dan masuk zona hijau.

Inovasi diperlukan agar kita dapat beradaptasi dengan era kenormalan baru. Berikut inovasi yang akan dan bisa diterapkan ke depannya:
1. Lomba inovasi bagi pemerintah daerah (untuk provinsi, kabupaten, dan kota) yang akan diselenggarakan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Diharapkan, daerah membuat video yang berkaitan dengan inovasi berupa simulasi dan protokol di 7 sektor, meliputi:
- Pasar tradisional
- Pasar modern (baik mall maupun minimarket)
- Restoran
- Hotel
- Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
- Tempat wisata
- Transportasi umum
Tim jurinya meliputi Kemendagri, Kemenkeu, Gugus Tugas Covid-19, Kemenpar, dan Kemenkes. Pemenangnya akan mendapatkan piagam, insentif, dan menjadi percontohan juga untuk ditiru daerah lain (sumber: https://indonews.id)

2. Inovasi pendidikan
- Inovasi kurikulum saat era kenormalan baru tentunya akan ada banyak perubahan dan harus segera diterapkan, mulai dari metode pembelajaran, pengawasan, penilaian, layanan sekolah/kampus, sistem pembayaran sekolah, protokol kesehatan di sekolah/kampus, dan sebagainya
- Pembelajaran daring masih menjadi prioritas, seperti pengumpulan tugas lewat email, diskusi berat lewat aplikasi Zoom, diskusi ringan lewat WAG, dan sebagainya
- Standar yang jelas untuk pengajaran dalam bentuk video tutorial dari pendidik. Video bisa dihentikan di tengah jalan untuk dipelajari dan dicari referensi lain sampai siswa/mahasiswa benar-benar paham
- Kegiatan belajar mengajar tatap muka tetap diperlukan dengan sistem shift
- Internet belum menjangkau daerah terpencil, perlu diupayakan alternatif lain, seperti keberadaan Radio Republik Indonesia dan TVRI harus dioptimalkan
- Pembelajaran di rumah harus membuat siswa happy dan tidak terlalu membebani orangtuanya yang sudah pusing dengan masalah kebutuhan sehari-hari. Ada siswa yang merasa tidak termotivasi saat belajar di rumah akibat tidak ada teman main dan teman belajar. Psikologi dan para pakar lainnya harus semakin dilibatkan dalam hal ini. Tidak bisa hanya mengandalkan pendidik saja
- Pembersihan menggunakan disinfektan setiap empat jam sekali di tempat-tempat yang rentan dihinggapi virus Covid-19
- Pembersihan fasilitas sekolah/kampus, terutama AC yang terkena debu, harus lebih rutin. Debu yang dibiarkan mengeras bisa membentuk jamur membahayakan pernapasan manusia dan juga menimbulkan penyakit kulit
- Harus siap mengantisipasi kemungkinan terburuk saat sekolah/kampus dibuka. Misal ada siswa/mahasiswa yang terinfeksi Covid-19, tentunya tim medis harus disiapkan di setiap sekolah/kampus, dan pendidik harus bisa  menenangkan siswa lainnya, serta tidak boleh memberikan stigma buruk kepada penderita Covid-19

3. Inovasi di tempat kerja
- SOP kerja saat era Kenormalan baru akan ada banyak perubahan dan harus segera diterapkan, mulai dari sistem kerja, budaya kerja, tempat kerja, rapat internal, pengawasan, protokol kesehatan di tempat kerja, dan sebagainya
- Sistem bekerja shift, jadi ada yang bekerja di kantor dan ada yang bekerja di rumah
- Sistem bekerja secara daring masih menjadi prioritas, seperti pengumpulan tugas lewat email, rapat virtual lintas kota lewat aplikasi Zoom, diskusi ringan lewat WAG, dan sebagainya
- Pembersihan menggunakan disinfektan setiap empat jam sekali di tempat-tempat yang rentan dihinggapi virus Covid-19
- Dinas ke luar kota ditiadakan dahulu
- Pembersihan fasilitas kantor, terutama AC yang terkena debu, harus lebih rutin. Debu yang dibiarkan mengeras bisa membentuk jamur membahayakan pernapasan manusia dan juga menimbulkan penyakit kulit
- Harus siap mengantisipasi kemungkinan terburuk saat di tempat kerja ada pekerja yang terinfeksi Covid-19, tentunya tim medis yang bekerja sama dengan HRD perusahaan harus disiapkan di setiap perusahaan dan pimpinan harus bisa  menenangkan bawahan, serta tidak boleh memberikan stigma buruk kepada penderita Covif-19

4. Inovasi untuk semua kegiatan yang berpotensi mengumpulkan massa seperti konser, olahraga, pernikahan, antrean (bank, BLT, kantor pos, makanan), pariwisata, sampai ibadah
- Standar kebersihan tempat kegiatan harus ditingkatkan
- Akan ada yang namanya penerbitan izin normal baru. Sehingga tidak semua kegiatan pengumpulan massa akan mendapatkan izin
- Harus memiliki standar protokol dan kesehatan. Batasi jumlah orang yang masuk dengan memperhatikan jarak fisik dan sosial
- Perhatikan bagi mereka yang harus mengantre di luar gedung (akibat di dalam gedung melakukan jarak fisik dan sodial). Mereka yang mengantre dan mengunggu di luar harus disiapkan juga tempatnya, sehingga tidak berkerumun. Ini yang menurut saya kurang diperhatikan oleh pengelolanya
- Untuk kompetisi olahraga dan konser musik, diprioritaskan tetap dilanjutkan tanpa penonton atau bisa juga dengan jumlah penonton yang dibatasi (misal 50 persen dari kapasitas stadion). Perhatikan juga potensi sumber kerumunan baru yaitu suporter yang tidak bisa menonton sepak bola, kemudian melakukan nonton bareng di suatu tempat
- Untuk tempat ibadah, jumlah jemaahnya dibatasi dan hanya untuk warga sekitar saja. Perlu ada sikap lapang dada bagi warga sekitar yang tidak diizinkan beribadah di tempat ibadah tersebut akibat kuotanya terbatas
- Untuk sektor kuliner, prioritas pemesanan makanan/minuman untuk dibawa pulang dan dikonsumsi di rumah
- Untuk sektor pariwisata, diupayakan pengembangan virtual tour

5. Inovasi dalam bertransaksi
- Hindari penggunaan uang receh dan kertas dalam bertransaksi, terutama di tempat-tampat  yang perputaran uangnya tinggi, seperti pasar, supermarket, mall, d hotel, dan sebagainya. Kita tidak bisa membayangkan uang begitu cepat berpindah dari satu orang ke oranglain tanpa disemprot disinfektan. Lalu ada 1 saja yang terinfeksi covid-19, maka berapa banyak yang menjadi ODP?
- Ketika harus menerima uang tunai, perhatikan kebersihan uang tersebut (rutin disemprot disinfektan) dan sarung tangan petugas rutin dicuci serta dijemur
- Prioritaskan pembayaran menggunakan uang elektronik. Perbanyak sarananya, tidak terbatas pada satu atau dua merek, tapi banyak merek, sehingga memudahkan dalam memilih metode pembayaran uang elektronik

6. Inovasi acara televisi
- Banyak yang mengeluh acara televisi sekarang cenderung hanya mengulang-ngulang berita seputar korona dan terkesan menakut-nakuti. Padahal, kurang bagus buat imunitas tubuh. Kalau imunitas tubuh lemah akibat terlalu stres, virus akan mudah masuk. Gara-gara itu pula, banyak yang malas menonton televisi dan beralih ke YouTube
- Perhatikan penggila sepak bola tentunya akan terpuaskan dan betah diam di rumah jika di stasiun televisi gratisan ada siaran sepak bolanya, baik secara langsung maupun tunda. Bahkan, jika sedang tidak ada pertandingan pun, kenapa tidak terpikirkan untuk menyiarkan pertandingan klasik? Juga program highlight olahraga dirasa masih jarang. Hiburan rakyat itu bukan acara politik, bukan pula diskusi yang berat-berat, tapi cukup siaran sepak bola berkualitas
- Esports. Ketika harus diam di rumah, maka banyak dari mereka yang semakin tertarik bermain gim online. Seharusnya stasiun televisi memunculkan program Esports. Baru satu stasiun televisi saja yang konsisten menayangkan program Esports, itupun jenis gimnya itu-itu saja😁. Dan perlu dicatat, Esports sudah menjadi bagian industri yang menguntungkan
- Program pendidikan anak di rumah, misal saat orangtua membantu anak mengerjakan tugas sekolah di rumah dengan mengoptimalkan teknologi informasi
- Program memasak di rumah
- Program menyelesaikan tugas karya akhir perkuliahan dalam kondisi pandemi Covid-19
- Program seputar viralnya aplikasi Zoom, Google Meet, dan sebagainya, digunakan untuk pekerjaan, silaturahim, tugas sekolah, dan rapat virtual
- Program komedi yang cerdas dan sarat pesan moral, tentunya dengan topik yang sesuai dengan kondisi saat ini
Saya yakin sekali rating televisi akan bagus karena pemirsanya suka, acaranya bermanfaat, dan relate dengan kehidupan sehari-hari

7. Inovasi transportasi
- Di Tiongkok, baru dibuat bus umum yang dilengkapi teknologi pengukur suhu, pencahayaan ultraviolet untuk mensterilkan virus, dan sistem deteksi gas otomatis. Tentunya sangat membantu petugas sehingga penumpang tidak perlu mengantre untuk diperiksa suhunya (sumber: nasional.sindonews.com)
- Penggunaan disinfektan secara rutin, tidak hanya untuk kendaraan saja, tapi juga fasilitas terminal
- Protokol kesehatan dan keselamatan sesuai standar
- Khusus transportasi umum padat penumpang seperti KRL commuter line dan Transjakarta boleh terisi maksimal 50 persen saja.

Klik Gambar Agar Lebih Jelas
Era kenormalan baru memunculkan harapan baru sekaligus kekhawatiran baru. Harapan baru agar negara bangkit secara perlahan, di saat itu pula pandemi Covid-19 mulai meredup. Kekhawatiran baru muncul akan adanya serangan gelombang kedua, banyak warga yang ngeyel lalu terinfeksi dan menulari warga lain yang patuh, masih ada perbedaan persepsi antara pemerintah pusat dan daerah, serta diterapkannya era kenormalan baru takutnya hanya untuk pengalihan  cara untuk mengatasi krisis anggaran yang dialami pemerintah. Seperti halnya PSBB, era kenormalan baru akan berhasil jika masyarakatnya disiplin dan penegakan aturan dari aparat pemerintahnya yang tegas. Tapi, semoga saja kekhawatiran tersebut tidak terbukti dan harapan baru pun membuat Indonesia bisa bangkit di semua bidang. Aamiin😇.

Artikel ini ditutup dengan quote menarik dari seorang sosiolog Universitas Negeri Jakarta, Syaifudin: "Dulu teknologi dianggap membuat orang anti-sosial karena sibuk dengan dunianya sendiri. Sekarang, teknologi menjadi pusat interaksi".


Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan), dan keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

106 komentar:

  1. Benar sekali sekarang sekolah maupun kampus menjadikan teknologi sebagai interaksi misal dosen dengan muridnya belajar, sidang,rapat dosen dengan dosen menggunakan sistem aplikasi virtual.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, interaksi tatap muka langsung tetap dibutuhkan mungkin menggunakan sistem shift. Tapi untuk kondisi saat ini, teknologi virtual lebih diutamakan

      Hapus
  2. Terus terang aku masih blm faham benar dg kenormalan baru dan oenerapannya nanti. Terlebih karena sekarang masih ada bbrp kebijakan yg saling bertentangan.. hiks..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya memang menjadikan teknologi sebagai pusat interaksi dan selalu mematuhi protokol kesehatan. Pertemuan tatap muka langsung tetap dibutuhkan dengan sistem shift. Mall kembali dibuka dan transportasi umum kembali aktif walau dengan syarat yang ketat. Memang antara pusat dan daerah masih saja berbeda persepsi, itu ga boleh terjadi saat kenormalan baru

      Hapus
    2. Tantangan bagi negara ini bagaimana menyamakan persepsi antara pusat dan daerah dalam mengatasi pandemi ini

      Hapus
  3. Ternyata kita harus mengahadapi New Normal ya ka. Tapi mau tidak mau harus dihadapi dan dijalani. Yang terpenting kita bisa menjaga kebersihan diri dan selalu mengikuti protokol kesehatan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau tidak mau kita harus siap dan aktif menggunakan teknologi dan mematuhi protokol kesehatan dalam era kenormalan baru ini. Tidak bisa sebebas dulu

      Hapus
  4. New normal atau kenormalan baru ini, agak mengkhawatirkan saya, karena sebagian besar masyarakat belum paham dan belum siap.
    Tapi say ajuga paham bahwa ini adalah sebuah keniscayaan agar ekonomi (dan negara) tidak kolabs.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi new normal untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia beserta ekonomi rakyatnya. Ada kekhawatiran negara dalam keadaan krisis anggaran

      Hapus
  5. Setuju dengan hal ini. Pandemi kali ini memang mengubah banyak hal. Orang dipaksa untuk beradaptasi dengan kelaziman baru yang kerap dianggap kontroversial dan merusak tatanan sosial. Tidak hanya dalam hal berinteraksi dalam kehidupan masyarakat, orang diajak untuk lebih berhati-hati, waspada, dengan menerapkan standar baru seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, transaksi daring, dan swakarantina di rumah. Hal-hal yang dulunya identik dengan tingkah laku orang yang antisosial dan egois sekarang justru disarankan. Ya mungkin inilah yang disebut sebagai kenormalan baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terkadang saking waspadanya memunculkan sikap mudah curiga dan mudah berburuk sangka terhadap orang baru. Betul, dulu dianggap antisosial, sekarang malah jadi kebutuhan. Dulu, ekstrovert dianggap hebat, sekarang dipaksa untuk menjadi introvert hehe.. Intinya adaptasi dengan teknologi dan patuh terhadap protokol kesehatan

      Hapus
    2. Mau nggak mau memang seperti itu sih Pak. Bagian dari sikap waspada. Dulu ada orang bersin aja paling kita cukup menyingkir aja, kalau sekarang mungkin bisa langsung buru-buru menghindar kali ya hehehe.

      Kalau ada orang baru atau orang yang kelihatannya baru pulang dari luar negeri atau dinas luar kota bawaannya pengen jauh-jauh aja sekarang. Mending ketemu dan bahas kerjaannya secara virtual aja hehehe. Saking parnonya 🙈😷😁

      Hapus
    3. Mungkin lebih ke waspada ya. Memang banyak juga jatuhnya jadi ketakutan berlebihan hehe.. Di sisi lain malah ada yang apatis menganggap korona tidak ada. Memang perlu sosialisasi juga

      Hapus
  6. Salah satu positif sekaligus mengandung negatif pandemi ini adalah lahirnya inovasi2, yang titik beratnya pada kemajuan digital. Namun pula menjadi tryal & eror tentunya. Ya, semoga semua benar2 bisa menjadi normal kembali dalam waktu dekat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Di samping itu, penemu aplikasi Zoom malah tambah kaya hehe... Era kenormalan baru menjadi awal bagi Indonesia untuk bangkit dan lepas dari krisis

      Hapus
  7. sebenernya aku masih belum siap mengingat kasus positif virus covid-19 ini masih terus meningkat hari demi hari, semoga kita semua selalu diberi kesehatan serta keselamatan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang era kenormalan baru idealnya kasus korona sudah sangat rendah. Yang terjadi sekarang belum seperti itu. Tapi, semoga pandemi ini segera berakhir

      Hapus
  8. Iya benar sekali, saat ini memang diperlukan inovasi di segala bidang kehidupan. Supaya bisa meminimalisir kerumunan massa. Memaksimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi bisa menjadi alternatif untuk menciptakan inovasi tersebut

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, inovasi teknologi sudah menjadi kebutuhan, bukan sekedar pelengkap

      Hapus
  9. Selalu ada hal baik diantara hal buruk. Inovasi baru bermunculan demi memyesuaikan dengan keadaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inovasi teknologi menjadi kebutuhan sekarang dan masyarakat harus mau mempelajarinya

      Hapus
  10. Belum bisa membayangkan new normal ini. Ah, kasihan juga ya, anak-anak yang kelamaan di rumah. Mereka pasti kangen dengan belajar bersama teman-temannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, anak punya teman bermain. Tentunya itu yang hilang dari kehidupan saat ini. Interaksi tatap muka langsung tetap diperlukan walau tidak sesering dulu. Kaitannya dengan pertumbuhan mental juga

      Hapus
  11. Things certainly have changed with this virus. We ask ourselves why didn't they utilise this before!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Agree, we are like being forced by circumstances (virus) to make technological innovations

      Hapus
  12. Siap tidak siap kita harus menghadapi new normal. Saya sendiri kok cenderung mendukung new normal. Ikhtiar tetap dijalankan namun ujungnya kita harus pasrah. Memang ada tatanan baru nantinya tapi insha allah kita bisa adaptasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah. Ada harapan baru juga, namun kewaspadaan tetap ada, terutama waspada serangan gelombang kedua

      Hapus
  13. Mau tidak mau kita harus siap menghadapi semua ini.. Mari "meski terpaks" kita sambut Kenormalan Baru ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap tidak siap harus menghadapi era kenormalan baru. Bagi yang mau belajar terhadap perubahan baru, Insya Allag bisa semakin sukses ke depannya. Aamiin

      Hapus
    2. Dan juga dipaksa untuk patuh terhadap protokol kesehatan

      Hapus
  14. Rasanya memang masih was was menghadapi new normal dari penjelasan kakak sangat detail sekali ya persiapan di berbagai bidang kita jadi tahu panduannya makasih infonya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang butuh proses dan adaptasi selama vaksin covid-19 belum ditemukan. Semoga saja sukses. Thx atas apresiasinya

      Hapus
  15. Suka banget dengan artikel Kang Vicky ini... benar banget kl era sekarang ini Covid-19 menjadi semacam disrupsi di segala bidang. Benar2 mengubah gaya hidup, cara pandang dan cara bersosialisasi kita semua ya. Btw itu lucu banget plesetan generasi micin, new normalnya jadi orang yg baru waras kemaren, hahaha. Thank you for share ya artikelnya. Nice!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Disrupsi membuat orang yang gaptek harus belajar teknologi dan pakar teknologi pun harus memperdalam ilmu juga agar bermanfaat di era kenormalan baru. Yang menciptakan new normal itu biasanya wartawan, agak aneh istilahnya sehingga muncul plesetan tersebut. Silakan dishare, semoga bermanfaat. Thx atas apresiasinya

      Hapus
  16. betul sekali kondisi pandemi ini telah banyak merubah pola hidup masyarakat di seluruh dunia, aku ga pernah nonton tv dari tahun 2000an mba, sampai sekarang, ada tv di kamar dipakai buat koneski ke laptop buat kerja atau nonton youtube heheeh, pas dinyalain ke TV selama pandemi ini, beritanya sangat tidak sehat sih menurutku, bukannya berisi motivasi atau hal2 yang dapat mendorong semangat masyarakat malah sebaliknya, bikin imun tubuh ga bagus, jadilah ga suka lagi nonton berita2 di tv lokal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin yang seneng drakor ya mending nonton drakor hehe.. Memang masyarakat butuh tayangan televisi yang menghibur, menginspirasi, dan memberi semangat hidup, bukan sekedar menakut-nakuti. Mungkin demi rating bagus dan paling simpel ya nyiarin berita tersebut

      Hapus
  17. Wah ulasannya sangat menarik Mas. Sebenarnya dari perspektif lingkungan, new normal bisa menjadi salah satu senjata ampuh untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperlambat global warming. Dengan sistem kerja shift otomatis akan mengurangi mobilitas manusia, pun dengan maraknya webinar dan meeting virtual yang juga bisa menjadi alternatif murah dan lebih ramah lingkungan ketimbang harus menyewa hotel dan menghadiri pertemuan di hotel.

    Nice sharing mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, berkurangnya polusi terlihat sejak PSBB diberlakukan. Kebetulan blog kedua saya membahas korona dari perspektif lingkungan (tapi ditulis dalam bahasa Inggris). Sepertinya new normal tetap akan diberlakukan sampai awal tahun depan. Tentunya tetap harus mewaspadai kemungkinan serangan gelombang kedua. Thx atas apresiasinya

      Hapus
  18. Kalau menurutku pribadi adalah ..., tindakan terlalu awal pemerintah Indonesia menerapkan program New Normal.

    Apalagi untuk kegiatan sekolah.
    Terutama untuk siswa TK dan SD.
    Para siswa seusia tersebut belum paham betul langkah apa social distancing ..., usia mereka masih belum dapat jaga jarak aman bersosialisasi antar teman.

    Lebih baik diundur pelaksanaan masa New Normal.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Di Prancis yang kasus koronanya rendah, lalu sekolah aktif kembali, muncul kasus korona dari siswa tersebut. Tentunya siswa TK dan SD masuk sekolah bisa dimundurkan jadwalnya setelah melihat siswa SMP dan SMU yang sudah masuk sekolah duluan, juga mahasiswa di kampus. Setalah dirasa tidak ada kasus korona, baru bisa diberlakukan kepada siswa TK dan SD. New Normal sepertinya tidak mungkin diundur, hanya pelaksanaannya bertahap

      Hapus
    2. Kalau menurut saya sih langkah untuk menerapkan new normal adalah langkah yang cukup baik (diluar dari segala hal negatif dibelakangnya). Melambatnya roda ekonomi adalah alasan utama diadakannya New Normal. Melihat banyak pegawai dan karyawan yang kena PHK massal, tindakan ini tidak sepenuhnya salah

      Hapus
    3. Ada dilema juga kalau new normal tidak segera dilaksanakan, ancaman PHK besar-besaran akan terjadi, pabrik banyak yang bangkrut. Tujuannya menyelamatkan ekonomi untuk saat ini

      Hapus
  19. New normal = biaya tinggi, inefisiensi buat dunia usaha saat ini, entah ke depannya bagaimana, mudah-mudahan bisa survive. Setidaknya sampai vaksin ditemukan, kalau vaksin sudah ditemukan dan obatnya juga ditemukan, saya kira new normal juga jadi normal ordinary 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Vaksin paling cepat akhir tahun 2020. Memang new normal antara new hope dan new problems hehe.., terutama kekhawatiran serangan gelombang kedua

      Hapus
  20. kalo di daerah saya di batu bara, lock down udh habis om, ya menjalani aktivitas seperti biasa nya,

    yuk mari berteman dan saling follow back :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah. Memang ada kekhawatiran kalau kelamaan di rumah ekonomi Indonesia dan khususnya rakyat semakin bermasalah. Jadi memang harus dinormalkan secara bertahap. Siap mampir

      Hapus
    2. iya ommbner tuh.. apa lgi di daerah saya masih zona hijau

      Hapus
  21. Dengan pandemi ini, kita semakin kreatif om.. banyak inovasi yang sudah dibuat khususny dalam bidang digital nih. keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Kalau sebelumnya inovasi masih malu2, sekarang harus lebih berani karena harus segera diterapkan saat kondisi korona

      Hapus
    2. Inovasi teknologi semakin berkembang saat pandemi ini

      Hapus
  22. Jadi harapan kita bersama untuk segera kembali beraktivitas normal. Ngelihat kondisi saat ini, disiplin untuk mengikuti protokol sepertinya jadi prinsip utama dalam berkegiatan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Cuma kendalanya masih banyak warga yang ngeyel dan dikhawatirkan menularkan kengeyelannya berikut virus ke warga yang patuh. Sanksi hukumnya harus tegas

      Hapus
  23. Covid 19 sudah mengubah hidup kita. Banyak yang dapat dipelajari darinya. Orang yang tidak pandai dalam teknologi harus belajar mendalami teknologi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Seperti dipaksa untuk belajar teknologi atau kalau tidak akan semakin tersisih dan sulit mendapatkan penghasilan

      Hapus
  24. Terima kasih pak, saya jadi tahu perbedaan arti kata tren dan disrupsi, hehe

    Dengan adanya disrupsi ini memang mau ga mau, suka ga suka, kita dituntut untuk menghadapinya, tentunya dengan segala macam inovasi dan solusi yang sudah dipersiapkan dan digodog di belakang (walaupun hasilnya masih harus sambil dipantau), supaya seenggaknya kita bisa bangkit kembali walaupun dengan jalan harus tertatih2 terlebih dahulu...

    Sharing ilmunya bermanfaat Pak Vicky :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Disrupsi terjadi karena suatu keadaan yang mungkin saja di luar prediksi ahli. Tapi tetap harus dicari solusinya. Thx atas apresiasinya

      Hapus
  25. baik kiranya jika bisa dijalankan apa yang ada didalam tulisan ini

    BalasHapus
  26. Lengkap sekali penjelasan tentang disrupsi teknologi, ternyata beda dengan tren ya.

    Memang aku dulu juga agak khawatir dengan perkembangan teknologi nantinya orang jadi anti sosial, tapi dengan adanya pandemi Corona ini mau tidak mau harus menggunakan internet, belajar online, pembayaran online, diskusi online dan lainnya.

    Tapi kadang kendala sinyal jadi masalah, kalo pagi sampai siang hari internet lancar, begitu sore lambat dan malam jadi lelet

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya Disrupsi ini akan terus berlanjut sampai pandemi berakhir sekalipun. Teknologi bukan pelengkap, tapi kebutuhan utama yang menggantikan cara2 kuno

      Hapus
    2. Kendala sinyal internet biasanya yang di daerah jauh dari perkotaan. Semoga bisa teratasi secara bertahap

      Hapus
  27. Semoga Dengan adanya Pademi Covid 19 ini bisa membuat kita agar lebih mawas diri... Terutama memasuki Era New Normal yang mana Teknologi digital masih tetap menjadi nomor satu yang dibutuhkan.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju,new normal tetap harus waspada dan teknologi digital makin diandalkan

      Hapus
    2. Teknologi digital sekarang menjadi kebutuhan. Yang tidak bisa beradaptasi akan semakin sulit bersaing

      Hapus
  28. New normal banyak yang masih awam menyangka itu kehidupan normal seperti sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kehidupan yang tidak sebebas dulu, tidak bisa seenaknya nongkrong, semua ada batasannya. Pekerjaan pun sekarang lebih memprioritaskan teknologi digital.

      Hapus
  29. new normal berarti siap2 dengan penyesuaian tarif ini itu hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tarif kereta naik 40 persen, listrik juga, walau secara resmi tidak naik, tapi faktanya naik secara signifikan dengan dalih wfh

      Hapus
    2. Dan tambahan biaya swab test dan antigen hehe..

      Hapus
  30. Unfortunately, this pandemic has turned our lives upside down in many ways as you have very well pointed out in your post. I don't know when and how we will get out of this situation but we must continue to work in compliance with the rules.

    BalasHapus
    Balasan
    1. New normal life makes us forced to adapt. If we cannot adapt, we will be left out of the competition for life

      Hapus
    2. I agree, innovation is inevitable but sadly yet, people is reluctant to understand it. For example Italy that has seen the consequences of this pandemic, doesn't yet apply all the measures. Talking about sanification, they don't do much, it is up to every person to disinfect their working place, desk, phones, computers and all the rest, every time and every day. Some of them don't do it because they still don't understand fully the extent of this pandemic.

      Hapus
    3. Yes, it needs good cooperation to realize it, to obey health protocol

      Hapus
  31. Ada untungnya kita mengalami pandemi ini di era yang sudah terbiasa dengan teknologi, termasuk di sektor kesehatan. Saya tak bisa membayangkan bagaimana orang-orang di masa belum ditemukannya teknologi seperti sekarang dalam menghadapi wabah atau pandemi. Pasti berat sekali.
    Semoga kita selalu sehat dan selamat dalam perlindungan Tuhan YME.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teknologi sekarang menjadi kebutuhan, bukam pelengkap. Mereka yang tidak bisa beradaptasi akan tersisihkan. Doa yang sama. Aamiin

      Hapus
    2. Teknologi mengubah peradaban manusia

      Hapus
  32. Hi good morning, how are you? Do you accept one following the other's blog? We can be friends (there is no distance for friendship) and partner with our blogs. https://viagenspelobrasilerio.blogspot.com/?m=1

    BalasHapus
    Balasan
    1. Good morning, I'm fine. Ok, I comment and follow on your blog. Support each other

      Hapus
  33. kehadiran pandemik ini bukan setakat mengubah dunia tetapi juga mengubah cara hidup kita. dan teknologi juga tidak terlepas daripadap erkara ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kehidupan di mana teknologi menjadi pusat interaksi dan mikir2 dulu jika ingin berkumpul dengan banyak orang di luar kota bahkan di luar negeri

      Hapus
  34. Teknologi sudah menjadi kebutuhan pokok saat kondisi sekarang ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Dulu mungkin hanya pelengkap saja. Mereka yang bisa beradaptasi dan mengaplikasikan inovasi tersebut akan berjaya

      Hapus
  35. Inovasi teknologi harus diterapkan jika tidak ingin terpuruk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Jika tidak dilakukan, negara akan semakin terpuruk

      Hapus
  36. Sisi baiknya ya gitu ya Mas

    Jadi banyak banget teknologi baru yang mungkin dulu gak pernah terbayangkan

    Peradaban manusia jadi lebih maju 2 langkah kwkwkw

    Soal efek negatifnya gausah aku inget-inget deh
    Bikin stress sendiri -__-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teknologi jadi pusat peradaban dan interaksi sekarang. Sehingga kita dipaksa beradaptasi

      Hapus
  37. Gracias por la información te mando un beso

    BalasHapus
  38. Thank you for sharing.

    New Post - https://www.exclusivebeautydiary.com/2020/07/elizabeth-arden-sparkle-on-holiday.html

    BalasHapus
  39. sekarang kami sedang berhadapan dengan 2nd wave covid-19...aduhhh terasa penat untuk hadapi lockdown sekali lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. gelombang kedua muncul karena banyak orang yang merasa sudah aman dari virus, ngeyel, dan kembali berkerumun. Yang kasihan yang sudah mematuhi protokoler kesehatan bisa saja tertular

      Hapus
  40. Hanya negara yang bisa beradaptasi dengan kreativitas dan inovasi teknologi akan bertahan.


    -------- agak ngeri gimana dengan statemen tsb. Soalnya secara umum negara kita sangat kewalahan, mizalnya dalam hal pendidikan saja. Di kota saya beberapa sekolah mulai melakukan pembelajaran tatap muka karena tidak bisa optimal dalam pembelajaran daring padahal hingga saat ini masih zona merah. Sementara menunggu inovasi entah dari mana datangnya, entah kapan. Tapi tetap harus optimis ya, semoga dengan dipaksa keadaan seperti sekarang ini banyak orang yang mendapat percepatan belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau yang saya tangkap, sekolah seperti itu butuh pemasukan segera, guru butuh penghasilan segera, dan sekolah agak keteteran melaksanakan kurikulum pendidikan hanya dengan pembelajaran daring. Zona merah, aktivitas sekolah tatap muka ditiadakan, setidaknya sampai vaksin ditemukan. Pemerintah pusat harus membuat kebijakan inovatif sementara yang bisa menenangkan sekolah seperti agar tidak panik dan memaksakan diri mengadakan tatap muka

      Hapus
  41. Ngerasain banget gimana menantangnya kenormalan baru ini. Teknologi, jadi pusat interaksi dan jual-beli. Rumah? Jadi pusat aktivitas. Berubah banget dari segi mobilitas, tapi tetap coba survive dengan normal yang baru ini. Semangat yuk semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Dulu teknologi digital hanya pelengkap. Sekarang justru jadi kebutuhan utama, bahkan saat berinteraksi sekalipun. Banyak profesi baru (digital) yang bermunculan saat WFH. Tetap semangat dan sukses selalu

      Hapus
  42. technology has become a part of our lives

    BalasHapus
    Balasan
    1. agree, technology is now the center of civilization

      Hapus
  43. Thank you for following my blog.
    I also follow yours.
    A hug.

    BalasHapus

1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜

Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan

Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa defini...