All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Oktober 2018

IWA

Minggu, 21 Oktober 2018

PSSI Era Reformasi memang "Sakti", Tinjauan secara Yuridis

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan badan tertinggi yang mengelola seluruh kegiatan sepak bola di Indonesia dan bermuara kepada induk sepak bola dunia yang bernama Federation of International Football Association (FIFA), mengingat PSSI diakui secara resmi sebagai salah satu anggota FIFA. Artikel ini lebih fokus kepada PSSI era reformasi, periode 2016-2020. Kenapa disebut PSSI era reformasi? Karena PSSI sebelumnya sempat dibekukan akibat berbagai masalah yang cenderung dibiarkan selama bertahun-tahun, seperti transparasi keuangan, jual beli hak siar, tata kelola klub, adanya politik di sepak bola, dan sebagainya (sumber: https: bola.tempo.co). PSSI era reformasi sebagai tanda awal pencabutan pembekuan PSSI oleh Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), diakui kembali oleh FIFA (walau peringkat timnas merosot tajam), dan aktivitas PSSI berjalan dengan normal tanpa intervensi. PSSI era reformasi diharapkan dapat mereformasi kekurangan-kekurangan PSSI di masa lalu dan menjadikan PSSI lebih berprestasi ke depannya.

Ketua umum (ketum) PSSI yang paling baru (periode 2016-2020), Letnan Jenderal Edy Rahmayadi, dipilih berdasarkan suara terbanyak, untuk menyisihkan lawan-lawannya secara telak, dianggap sosok yang tepat untuk memberikan perubahan persepakbolaan nasional ke arah yang lebih baik. Mengenai background beliau, dilansir dari www.pikiranrakyat.com, di dunia sepakbola, meskipun tidak terdengar tapi ternyata dia pernah aktif sebagai pemain di era Ricky Yacobi. Tapi, dia tidak meneruskan dan memilih masuk tentara. Meskipun tidak menjadi pesepakbola, tapi Edy memiliki lima tahun pengalaman di level pembina sepak bola, sebagai Ketua PSAD (Persatuan Sepak Bola Angkatan Darat) dari 2000-2005. Dia menjadi Ketua PSAD (tim divisi 2 PSSI) pada saat masih bertugas sebagai Danyon Linud 100 Medan pada tahun 2000.
Berikut visi dan misi Edy Rahmayadi (dipaparkan saat masih menjadi calon ketum PSSI):
Visi :
1. PSSI yang Profesional dan Bermartabat dengan membangun sepak bola Indonesia yang jujur tanpa ada kepentingan politik (faktanya pas Pilkada 2018??)
2. Membawa Indonesia tampil di Olimpiade 2024 (realistis ga ya, di Asia pun masih berat)

Misi :
1. Fokus pada pembinaan sepak bola di usia dini dengan memperbanyak kompetisi di berbagai level (boleh lah sudah mulai tampak, bahkan ada Liga Santri Nusantara segala dan mengizinkan pihak swasta terlibat walau tanpa dukungan PSSI)
2. Membagi sepakbola Indonesia ke dalam tiga wilayah: timur, tengah dan barat agar bisa memaksimalkan pembinaan untuk penguatan tim nasional (masih belum optimal, pelatih masih blusukan sendiri2, belum terkoordinasi, dan masih menerima pemain naturalisasi)
3. Memperbaiki sistem bank data pemain dari seluruh Indonesia (belum optimal, terutama untuk bank data pemain dari kompetisi kasta kedua Liga 2 dan di bawahnya)

Prestasi PSSI Tahun 2016-2018
Coba kita kaitkan visi dan misi beliau dengan saat sudah menjadi ketum PSSI periode 2016-2018. Pada tahun pertama kepemimpinannya, situasi PSSI yang mulai kondusif dan bangkit membuat federasi sepak bola ASEAN (AFF) dan federasi sepak bola Asia (AFC) menaruh kepercayaan kepada Indonesia sebagai salah satu aset penting dalam persepakbolaan di kawasan Asia Tenggara dan Asia. Untuk itu, mereka mengizinkan Indonesia menjadi tuan rumah di berbagai event sepak bola di kawasan Asia Tenggara dan Asia, mulai dari tuan rumah Piala AFF U-16 dan U-18, Piala AFC U-19, serta Asian Games, semuanya berlangsung tahun 2018. PSSI pun mampu menjawabnya dengan menjadi tuan rumah yang baik dan berkesan bagi tamu-tamunya. Tentunya, ada andil juga dari suporter setia Indonesia, sehingga PSSI juga wajib berterima kasih (soalnya dirasa masih kurang diapresiasi😜) terhadap suporter Indonesia yang diakui banyak pihak menjadi salah satu suporter yang memiliki antusiasme, loyalisme, dan fanatisme terbaik di dunia.  Secara bisnis pun dianggap berhasil, pengelolaan kompetisi sudah semakin profesional, dan siaran live-nya selalu memiliki rating tinggi. Jangan heran, sponsor semakin banyak dan antusias karena menganggap sepak bola sudah bisa menjadi industri. Bahkan, secara prestasi, yang paling membanggakan adalah prestasi timnas U-16 dengan menjuarai Piala AFF U-16 2018.

Diupdate 23 Oktober 2018 dari sumber Koran Pikiran Rakyat dgn tanggal yg sama: Meskipun masih banyak kekurangan, AFC menilai Liga 1 Indonesia merupakan salah satu liga yang paling berkembang di Asia. Hal itu membuat Liga 1 masuk dalam nominasi liga paling berkembang di tahun 2018. Melihat prestasi2 tersebut, tentunya PSSI tetap harus mendapatkan apresiasi. Diupdate 22 November 2018 dari sumber Koran Pikiran Rakyat dgn tanggal yg sama: Kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 meraih peringkat ketiga untuk kategori Best Developing Football League of The Year untuk kompetisi tertinggi tingkat Asia, hanya kalah dari India dan sang juara Vietnam. Penghargaan digagas oleh AFC  yg bekerja sama dengan SPIA (Sport Industry Awards). Secara umum, penilaian itu meliputi management&administration, financial performance, competition, marketing&promotion, and media&communication. Hal ini tentunya sangat membanggakan dan patut diapresiasi kita semua di  tengah kekurangan2 Liga 1 Indonesia 2018 yg lebih sering mencuat di media, termasuk media sosial. Di samping itu, hal tersebut juga bukti bahwa sepak bola Indonesia menyimpan potensi yg luar biasa dan sudah bisa menjadi industri.


Masalah PSSI Tahun 2016-1018
Tapi, selebihnya, ya sepak bola Indonesia masih menyimpan banyak masalah, seperti:
1. Kinerja wasit dan perangkatnya yang terkadang memihak
2. Merekrut pemain instan (naturalisasi)
3. Pengelolaan liga kurang transparan, terutama dalam hal finansial
4. Liga main tapi timnas tetap jalan, pemain potensial klub dicomot, walau mungkin diberi kompensasi. Akibatnya performa pemain di klub maupun timnas menurun akibat kelelahan yg luar biasa. Persiapan utk timnas jadi mepet, cenderung hny memanggil pemain yg diizinkan klub (itupun setelah dinego), dan persiapan Liga 1 juga cenderung seadanya. Padahal menurut FIFA, kalau liga main ya timnas berhenti, begitupun sebaliknya. Aturan tsb sudah dipatuhi oleh negara2 anggota FIFA yg sudah maju sepak bolanya (biasanya negara2 ybs jg sudah maju di berbagai bidang). PSSI pun sptnya bisa berdalih toh sepak bola Indonesia msh taraf berkembang, bkn maju, jd aturan yg berlaku pun suka2 kami sj😜. Diupdate 22 November 2018: korban terakhir ya timnas senior Indonesia berikut pelatih dadakan Bima Sakti di Piala AFF 2018 yg gagal total, tidak lolos di fase grup (padahal ditargetkan juara). Panic recruitment tidak hanya dilakukan oleh pelatih Bima Sakti dlm memilih 23 pemain mengingat persiapan yg mepet dan liga msh aktif, tapi juga PSSI yg merekrut Bima Sakti sbg pelatih. Padahal, kita tahu dia masih minim pengalaman untuk melatih di tingkat timnas senior dan event Asia Tenggara seperti piala AFF. Hanya berbekal pengalaman sebagai asisten pelatih Luis Milla dan lisensi A AFC jelas tidak cukup. Hal tersebut yg diabaikan PSSI, atau memang ingin cari gampangnya saja dan hemat anggaran daripada menggaji pelatih asing (padahal PSSI itu federasi sepak bola yang kaya untuk ukuran Asia Tenggara lho). Mungkin anggarannya buat pos lain saja, buat kepentingan si bos dan kawan2nya...bisa jadi
5. Ulah oknum suporter yang masih memiliki fanatisme sempit dan bertindak brutal
6. Ulah oknum pemain dan ofisial tim yang mencederai sportivitas
7. Kacaunya membuat jadwal pertandingan. Seringkali jadwal diundur/ditunda akibat tidak mendapat izin kepolisian (biasanya bentrok dengan acara besar lain, bukan akibat cuaca ekstrem/sifatnya di luar kemampuan manusia), padahal sudah disusun awal tahun. Aneh juga pihak kepolisian seperti tidak menganalisis sejak awal. Di sisi lain, pihak kepolisian seperti tidak diajak sejak awal oleh PSSI dan PT. LIB (Liga Indonesia Bersatu) saat membuat jadwal pertandingan liga. Sudah rugi waktu, biaya, tenaga, mental, siaran televisi kacau, pembelian tiket dijadwal ulang, dan kondisi tim yang sudah siap tempur menjadi menurun performanya
8. Dugaan pengaturan skor di pertandingan pekan2 akhir Liga 1 dan Liga 2 Indonesia 2018 (walaupun benar akan sangat sulit dibuktikan). Memang baru sebatas dugaan, tapi jika sikap saling curiga dibiarkan bisa mengganggu kondisivitas kompetisi sepak bola di Indonesia dan bahkan bisa mencederai nilai2 sportivitas. Diupdate 20 Desember 2018: bukan sebatas dugaan lagi, tapi kasus suap memang benar adanya, bahkan melibatkan internal PSSI. Bnyk whistle blower di lingkaran spk bola yg  merasa terzalimi mulai berani berkoar2 disertai bukti yg cukup kuat (sumber: Acara TV Mata Najwa PSSI Bisa Apa Jilid 2). Whistle blower merupakan pihak pelapor tindak pidana tapi bukan bagian dari pelaku kejahatan tsb. Berbeda dgn justice collaborator di mana si pelapor juga bagian dari pelaku kejahatan. Kepolisian pun bertindak cepat dgn membentuk Satuan tugas (Satgas) khusus utk memberantas mafia spk bola. Ini patut diapresiasi. Ada pernyataan yg menarik dari acara Mata Najwa tsb bhw kepolisian & aparat penegak hkm dpt lgsg memproses tindak pidana di lingkungan PSSI tanpa hrs ada kekhawatiran intervensi yg dilarang FIFA, sdgkn intervensi tdk blh dilakukan hny yg berkaitan dgn hukum olahraga sepak bola. Ini yg sering disalahartikan & jadi modus PSSI. Lalu, tindak pidana suap sbnrnya sdh ada undang2nya, namun jarang sekali digunakan, yaitu Undang-Undang Suap Nomor 11 Tahun 1980. Selama ini, kepolisian & aparat penegak hukum hny menggunakan Undang-Undang (UU) Tindak Pidana Korupsi Nomor 20 Tahun 2001 utk mengusut kasus suap tp pelaku bebas kembali akibat tdk ada syrt kerugian negara. Nah, dgn adanya UU Suap ini, tdk perlu ada syarat kerugian negara. Itulah kenapa prestasi timnas junior cenderung berprestasi, tp ketika sdh masuk senior menurun drastis. Sy yakin itu akbt para pemain tsb (tdk semua) sdh terkontaminasi energi negatif spt kasus suap ini. Prestasi nomor sekian yg penting duit instan tanpa peduli halal haramnya & merugikan orglain. Sy berpendapat kasus suap ini lbh kompleks dari korupsi krn pembuktiannya lbh sulit & melibatkan bnyk pihak, bhkn lintas negara (misal bandar judi internasional). Kepolisian & aparat penegak hkm Indonesia wajib berkolaborasi sdn kepolisian & aparat penegak hkm di negara lain. Semoga kasus suap spk bola di Indonesia segera diusut tuntas & negara kita bersih dari mafia spk bola. Aamiin 😇.
9. Internal PSSI itu sendiri, diawali kontroversial ketumnya sendiri, terutama soal rangkap jabatan (jelas dilarang FIFA krn ada politik di situ). Anak buahnya pun ikut2an masih merangkap sebagai pengurus klub sekaligus punya saham di liga (walaupun ini blm ada aturannya, namun rentan konflik kepentingan), dan terakhir, keputusan Komdis PSSI yang sepihak

Sumber: mojok.co
Nah, sekarang yang lagi ramai dibicarakan adalah internal PSSI itu sendiri yang cenderung semau gue, seperti kenapa ketumnya tetap keukeuh rangkap jabatan padahal melanggar statuta FIFA dan kenapa sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI cenderung tidak adil dan tebang pilih? Apa ada kepentingan politik, apa ada dendam pribadi? Untuk itu, saya tertarik membahasnya.

Ok, PSSI kini sudah memasuki era reformasi, tapi saya melihat PSSI kok justru tambah "sakti'. Apa maksudnya? Pada dasarnya, PSSI tunduk pada aturan/anggaran dasar/lebih dikenal dengan statuta  FIFA. Tapi, ketum PSSI dengan "kesaktiannya" membuat kebijakan sendiri dengan memodifikasi aturan yang dinamakan standar ganda, yaitu jika statuta FIFA menguntungkan PSSI, maka ditaati sepenuhnya. Tapi, jika tidak menguntungkan PSSI, boleh dimodifikasi supaya menguntungkan PSSI. Contoh yang menguntungkan PSSI: ketika pemerintah Indonesia ingin mengintervensi PSSI agar kekurangan PSSI diperbaiki, di situ PSSI begitu galak melarang pemerintah untuk mengintervensi PSSI karena itu diatur dalam statuta FIFA. Itulah yang membuat lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga audit sulit sekali masuk ke lingkungan PSSI, takut dianggap intervensi dari pemerintah yang dilarang oleh FIFA. Jika dilanggar, maka PSSI akan dibekukan oleh FIFA dan yang rugi tidak hanya seluruh pelaku sepak bola Indonesia, tapi juga penonton sepak bola, pedagang di sekitar stadion, dan seluruh bisnis yang terkait dengan sepak bola Indonesia. Bahkan, pemerintah pun ikut pusing karena ada nilai ekonomi kerakyatan yang hilang di situ. Jadi, bagaimana solusinya, simpel, lapor FIFA dan AFC saja, siapkan bukti-buktinya, biar nantinya mereka yang bertindak. Toh, intervensi pemerintah sudah dihindari dan kemungkinan hukuman pembekuan federasi pun menjadi sangat kecil, kecuali jika pemerintah sudah dapat izin dari FIFA itu lain cerita. Sambil berjalan laporan tersebut, harus segera dilakukan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk merombak semua pengurus intinya jika memang PSSI sudah menyimpang terlalu jauh. KLB PSSI bisa terlaksana jika disetujui oleh minimal 2/3 jumlah anggota PSSI dan harus dibahas dalam Kongres Biasa PSSI tiap tahun (pasal 31 Statuta PSSI). Lagi2 semuanya harus koordinasi dengan organisasi penguasa sepak bola dunia (FIFA) dan kaki tangannya di Asia (AFC) agar sesuai prosedur dan terhindar dari pembekuan PSSI.

Masih berkaitan dengan intervensi, hukum olahraga harus menjadi lex specialis, bahwa hukum olahraga memiliki law of the game masing-masing, tidak diintervensi oleh hukum nasional, apalagi internasional (www.hukumonline.com). Jadi, sepak bola Indonesia harus mematuhi statuta FIFA sepenuhnya. Jika statuta PSSI melanggar statuta FIFA dan FIFA mengetahuinya, maka kemungkinan besar akan diberikan sanksi. Selama ini, mungkin belum ketahuan, masih tenang sembunyi2, dan belum ada pihak yang berani melapor Tapi, saya yakin suatu saat akan ketahuan dan diusut tuntas tanpa harus dibekukan organisasinya.


Kalau Lembaga Penegak Hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Masuk ke Lingkungan PSSI, ntar malah dianggap Intervensi Pemerintah, Ujung2nya Berurusan dengan FIFA. Serba Salah Memang #PSSImemangsakti
Contoh yang merugikan PSSI: FIFA melarang  keras segala sesuatu yang berbau politik masuk ke dunia sepak bola, termasuk ke internal PSSI. Dalam hal ini, rangkap jabatan pemerintahan yang jelas-jelas berkaitan dengan politik dan rentan konflik kepentingan adalah salah satunya (sumber: https://www.kompasiana.com/yoserevela). Ini yang sekarang dilanggar oleh Edy Rahmayadi, ketum PSSI yang baru saja terpilih sebagai Gubernur Sumatera, tapi tidak mau mengundurkan diri dari ketum PSSI. Dia beralasan statuta PSSI tidak mengaturnya (padahal statuta FIFA mengaturnya walaupun tidak ada kata larangan  rangkap jabatan, melainkan larangan politik masuk ke PSSI). Beberapa pengurus klub pun ikut2an merangkap jabatan dan mendapatkan posisi strategis di PSSI dan memiliki saham juga di liga (walau blm diatur di statuta FIFA, tp sangat rawan konflik kepentingan). Tentunya hal ini berbeda dengan rangkap jabatan ketum PSSI dengan militer yang bisa saling melengkapi. Misal, dulu saat ketum PSSI masih Agum Gumelar, beliau juga aktif di militer dengan pangkat Jenderal. Tapi jelas itu beda, jiwa militer sangat dibutuhkan agar PSSI lebih baik ke depannya dan tidak rawan konflik kepentingan. Mungkin, ini yg jadi celah Edy Rahmayadi utk melakukan hal serupa saat dia terjun di bidang politik. Uniknya, statuta PSSI sama sekali tidak mengatur tentang hal tersebut (apa disengaja ya biar ga diungkit2 walaupun tetap akn ketahuan😜). Masalahnya, apakah FIFA mengetahui hal tersebut? Apakah ada pihak yang berani melapor langung ke FIFA? PSSI rentan terkena sanksi jika statuta FIFA tentang larangan politik. Statuta FIFA menetapkan aturan tidak boleh menyelesaikan sengketa sepak bola ke badan peradilan (kecuali yang ditentukan FIFA) dan tidak boleh diintervensi oleh pihak mana pun (sumber: www.hukumonline.com). Jadi, jelas, Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3 Tahun 2005, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), dan sebagainya menjadi tidak berlaku. Jadi, cara untuk menghadapi kebobrokan PSSI adalah seperti dibahas sebelumnya, segera lapor ke FIFA dan AFC secara beramai-ramai, serta laksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.

Contoh lain yang merugikan PSSI: dalam statuta FIFA jelas, timnas main maka kompetisi liga berhenti, demikian pula sebaliknya, sudah jelas kalender FIFA wajib dipatuhi. Bagi PSSI, statuta tersebut jelas merugikan karena jadwal Liga 1 seringkali berubah dan diundur mendadak lalu bentrok dengan timnas. Akhirnya, PSSI menghiraukan aturan tersebut demi berbagai kepentingan (termasuk sisi bisnis), toh klub dapat kompensasi yang besar untuk setiap pemainnya yang dipanggil ke timnas. Biasanya akan ada negosiasi alot antara PSSI dan klub, umumnya menghasilkan kesepakatan mengenai jumlah pemain yang dipanggil ke timnas (mulai dari senior, U-23, U-19, dan seterusnya). Klub pun tidak bisa berbuat apa-apa, karena sudah sepakat, diberi kompensasi dan jika melawan kemungkinan ada sanksi dari PSSI. Serba salah memang...
Hal fenomenal lainnya adalah peran kaki tangan PSSI di bagian penegakan sanksi, yaitu Komisi Disiplin (Komdis) PSSI yang bisa lebih "sakti" dari wasit, sang pengadil di lapangan. Mengapa saya sebut lebih "sakti"? Karena Komdis PSSI bisa memberikan hukuman sesuka hatinya secara sepihak dan lebih tega dari wasit. Tahu begitu, mending pemain yang  melakukan pelanggaran berat langsung dihukum oleh wasit dan mendapat kartu merah, paling 1-2 pertandingan absen, daripada luput dari pengamatan wasit, tahu2 ada keputusan sepihak pemain yang bersangkutan absen 5 pertandingan (pasti tahu timnya yang jadi korban😁) tanpa si pelaku tidak dimintai keterangan terlebih dahulu seperti yang dilakukan di pengadilan. Demikian pula kasus tewasnya seorang suporter di Bandung, sebelum Komdis PSSI memberikan sanksi, apakah:
- Pihak kepolisian dan saksi ahli dilibatkan untuk dimintai keterangan dan saran seperti halnya di pengadilan?
- Ketua suporter dan manajemen klub yang dibela suporter sudah dihadirkan dan dimintai keterangan
- Para pelaku dihadirkan dan dimintai keterangan?
- Memperhatikan bahwa kejadian terjadi di luar stadion (bukan di dalam stadion), seperti halnya kriminal di jalan raya?
Menurut saya, terlepas dari pertimbangan tadi, seorang pelaku utama sekaligus provokator dari kasus tewasnya seorang suporter di Bandung (saya baca di koran, dia yang paling senior, berusia 40-an tahun, bukannya memberi contoh kepada juniornya) pantas dihukum mati karena perbuatannya memang sudah sangat biadab, malah memengaruhi junior2nya untuk berbuat secara biadab pula, bikin malu warga Bandung Raya, dan merembet ke anjloknya prestasi tim kebanggaan Jawa Barat😡. Masalahnya hakim di pengadilan berani dan adil atau tidak?
Mengenai penegakan sanksi Komdis PSSI, saya agak heran juga dan bertanya apakah penegakan sanksi:
- Benar2 mencerminkan asas keadilan (sila ke-5 Pancasila)?
- Memperhatikan asas equality before the law sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya, ditetapkan dengan undang-undang. Ini kan bertemu face to face dan membela diri saja belum dilakukan, langsung main vonis saja
- Memperhatikan kepentingan stareholder (pemegang saham), misal pemasukan tiket penonton untuk klub akan hilang akibat sanksi pertandingan usiran dan tanpa penonton
- Memperhatikan kepentingan stakeholder (pemangku kepentingan). Ada nilai bisnis yang besar di situ (terutama untuk pedagang kecil) dan akan hilang akibat penegakan sanksi yang tidak tepat. Mulai dari antusiasme suporter yang tinggi dan rela mengeluarkan biaya besar demi tim yang dibelanya, Pemerintah Kota (Pemkot) dari sewa stadion, sponsor, stasiun televisi yang menyiarkan, Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar stadion, parkir di sekitar stadion, dan sebagainya. Ekonomi kerakyatan dan kreatif begitu bergairah di situ, jangan sampai dimatikan akibat penegakan sanksi yang sala. Apa mau PSSI beserta anak buahnya mengganti kerugian itu semua? 
- Ada unsur efek jera sekaligus edukasi? atau malah yang ada unsur dendam pribadi dengan misi utama untuk melumpuhkan lawan2nya seperti halnya di dunia politik? Kenapa masih ada tebang pilih? Kenapa keputusannya cenderung sepihak? Ini yang masih belum terjawab...

Komdis PSSI sendiri berdasarkan regulasi kode disiplin PSSI memberikan hak banding kepada para pelaku yang merasa kecewa dengan sanksi Komdis PSSI. Banding dilakukan maksimal 7 hari setelah keluarnya keputusan Komdis PSSI. Lalu, hasil banding akan keluar maksimal 2 minggu setelah banding. Nah, yang sudah-sudah hasil banding justru menguatkan keputusan sebelumnya, bahkan hukumannya malah bertambah. Kalau masih belum puas ada proses Peninjauan Kembali (PK) dengan prosedur dan durasi waktu yang hampir sama dengan banding. Hasilnya, beberapa kasus ada keringanan hukum, tapi kebanyakan sih tidak membuahkan hasil.

Lalu bagaimana dengan proses banding yang sekarang sedang ramai, yaitu sanksi yang menimpa Persib? Manajemen Persib mengajukan banding sekitar tanggal 5 Oktober 2018, maka hasil banding harusnya keluar sekitar tanggal 19 Oktober 2018. Kenyataannya malah ditunda2, sampai tanggal 20 Oktober 2018 belum keluar hasilnya...

Sanksi ideal di persepakbolaan nasional harus memperhatikan akar masalahnya, ada efek jera sekaligus nilai-nilai edukasi. Dikutip dari https://football-tribe.com dan juga pendapat pribadi penulis, mungkin ke depannya kalau bisa ada sanksi tambahan di samping sanksi hukum (yang masih belum memberikan efek jera):
1. Sanksi Sosial
- Membersihkan satu stadion
- Didampingi psikolog dan psikiater (ada tekanan juga bahwa pikiran dan jiwanya bermasalah, mungkin ada masalah pribadi dan keluarga yang merembet ke mana2, jadi harus diterapi)
- Meminta maaf dan mengganti biaya kerugian kepada korban (jika masih hidup), keluarga korban, komunitasnya, klub yang dibelanya, serta pihak2 lain yang dirugikan (bertemu langsung, face to face)
- Menjadi relawan bencana (biar sisi kemanusiaannya muncul)
- Memajang foto para pelaku di media sosial, media massa, dan televisi, disertai permohonan maaf secara lisan dan tulisan
- Dan sebagainya

2. Sanksi Edukatif
- Keluarga pelaku harus dilibatkan dalam hal pengawasan dan pendidikan, harus kooperatif juga (ada perjanjian tertulis)
- Membuat karya (berkaitan dengan sepak bola) yang bisa bermanfaat bagi banyak orang
- Menjadi agen perubahan bagi komunitasnya
- Memberikan coaching clinic ke daerah-daerah terpencil dalam kurun waktu yang lama
- Dikirim ke pesantren untuk mendalami ilmu agama dan mengajarkannya kepada oranglain
- Wajib militer setelah menerima semua hukuman
- Di-ruqyah, mgkn ketempelan jin jahat😜
- Dan sebagainya


Jawaban Khas Ketum PSSI Edy Rahmayadi (Tulisan Biru) yang Menjadi Viral😜

Masalah internal belum beres, eh muncul lagi masalah baru tentang pelanggaran hukum kontrak kerja dengan pelatih asing Luis Milla, mantan pelatih sepak bola  tim nasional Indonesia. Dia pelatih asing udh punya nama, mungkin tidak akan menggugat PSSI ke FIFA, tapi saya khawatir dia akan menyebarkan dosa2 PSSI ke keluarganya, teman2nya, media sosial, dan media asing. Bikin malu aja...


Mendukung timnas sepak bola Indonesia menjadi suatu keharusan, tapi mendukung PSSI nanti dulu. Prestasi PSSI memang ada dan itu harus diapresiasi. Tapi, masalah2 yang ada di PSSI justru lebih viral hehe... Selama sila ke-5 Pancasila (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia) tidak dilaksanakan, selama ada kepentingan politik, selama ada dendam pribadi, selama masih tebang pilih, selama keputusannya sepihak, selama statuta FIFA dibuat celah, selama statuta PSSI dimodifikasi sesuka hati, dan selama tetek bengek lainnya, maka selama itu pula saya kurang respek terhadap anda. Semoga saja PSSI segera berubah ke arah yang lebih baik agar seluruh rakyat Indonesia menjadi respek terhadap anda, kompetisi liga bisa lebih profesional, dan timnasnya pun bisa lebih berprestasi di tingkat internasional. Aamiin😇

Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com




Rabu, 10 Oktober 2018

Manajemen Hidup Sehat untuk Orang Gemuk

Sejujurnya judul artikel ini memang mencerminkan kondisi badan saya yang cenderung gemuk😜. Walau demikian, saya tetap bersemangat dan berupaya melakukan gerakan fisik yang mengeluarkan keringat minimal 30 menit sehari sebagaimana anjuran yang ada di aplikasi mobile Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat melakukan cek kesehatan secara online, jadi seperti survei saja. Alhamdulillah saya dinyatakan sehat. Jangan terlalu memikirkan harus turun berat badan, yang terpenting gerak saja dulu, keluar keringat, dan lakukan minimal 30 menit sehari, sambil secara perlahan coba memperbaiki pola makan dan minum. Ada pendapat "biar gemuk asal sehat". Pendapat tersebut menurut saya tidak sepenuhnya benar. Bagaimanapun, gemuk itu memang kondisi badan yang tidak sehat, karena kelebihan berat badan. Mungkin, untuk sugesti yang lebih tepat harusnya diganti menjadi biar gemuk asal mau bergerak, mulai peduli terhadap kesehatan diri, dan memperhatikan pola makan. Jangan hiraukan apa kata orang, kecuali memang itu nasihat yang baik dan tulus. Sebagai sugesti lain juga untuk saya, yaitu biar gemuk asal berisi, terlihat gagah, dan sebagai tanda kemakmuran hehe.. Di samping itu, judul artikel yang saya buat juga untuk mengingatkan bahwa sebentar lagi diperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) setiap tanggal 12 November (jangan tertukar ya dengan Hari Kesehatan Dunia setiap tanggal 7 April). Dan nanti pada tanggal 12 November 2018 merupakan HKN ke-54. Maka, untuk itulah, kesehatan nasional harus terus menjadi perhatian bersama, dan diawali yang paling dasar dari kesehatan individu.

Hidup sehat menjadi hak dan kewajiban setiap orang agar tubuh memberikan umpan balik yang positif berupa badan sehat dan bugar. Pengalaman pribadi saya yang berbadan gemuk mengharuskan (dipaksa) untuk berolahraga minimal 30 menit setiap hari walau makan masih sembarangan hehe... Mengapa dipaksa demikian? Ketika saya mencoba melanggar aturan olahraga tersebut, yang terjadi adalah kaki saya rentan terkena asam urat dan akhirnya malah tidak bisa beraktivitas dan berolahraga. Tapi, begitu olahraga dirutinkan, Alhamdulillah, walau berat badan saya belum ideal, saya merasa badan lebih sehat dan tidak lagi mengalami asam urat. Saya yakin itu efek olahraga rutin tadi, badan mengeluarkan keringat sekaligus racun yang harus dibuang. Prinsip saya, lebih baik olahraga tiap hari minimal 30 menit sehari daripada olahraga seminggu sekali tapi selama 3,5 jam. Tinggi badan saya sekitar 180 cm dengan berat badan sekitar 97 kg. Memang masih jauh dari ideal (80 kg), tapi setidaknya ada kemajuan dibanding sebelumnya yang menembus 105 kg. Badan atletis (seperti badan atlet) tentunya impian kita semua, tapi bagaimana dengan badan atlet sumo? Silakan direnungkan😜

Ok, langsung to the point saja, bagi orang gemuk seperti saya tentunya diperlukan usaha yang ekstra untuk menjaga kesehatan. Nah, itu biasanya menjadi beban, apalagi jika goal-nya harus turun berat badan dalam seminggu. Untuk itu, diperlukan aksi sehat ceria (jangan terbebani, jangan dibebani target, dan lakukan yang kita senangi saja dengan ide-ide baru) untuk melakukan manajemen hidup sehat.
Berikut manajemen hidup sehat versi saya:

1. Rutin Donor Darah
Kenapa diletakkan di nomor yang pertama, karena bagi saya dan juga mereka yang berbadan gemuk, donor darah merupakan olahraga alami yang paling murah, praktis dan tidak perlu banyak gerak😁, tapi bisa membakar kalori sebanyak 600-650 kalori (sumber: doktersehat.com). Itu setara dengan fitness selama 1,5 jam/lari di treadmill selama 45 menit/bersepeda dengan kecepatan sedang selama 60 menit. Kok bisa? Menurut penelitian dari University of California, San Diego, Amerika Serikat, dengan pengambilan darah maksimal 450 cc/cubic centimeter untuk orang gemuk (normalnya 300 cc), maka setidaknya setengah liter darah dengan berat sekitar 0,4 kg akan hilang. Nah itu yang bikin berat badan berkurang sekejap hehe.. Tapi hati-hati, setelah donor darah, nafsu makan dan rasa haus akan jauh lebih meningkat. Jika tidak dikendalikan, bukan tidak mungkin berat badan kembali naik dan diet gagal total😜.

Penulis (Tengah, Kedua dari Kanan) mulai Merutinkan Donor Darah sebagai Gaya Hidup
Sebelum donor darah, tentunya harus diperhatikan syarat-syaratnya (sebagaimana dikutip dari Liputan6.com), meliputi:
- Usia produktif, 17-65 tahun. Tapi, khusus lansia (usia 60 tahun ke atas) baiknya dikonsultasikan ke dokter, karena dikhawatirkan ada pantangan tertentu
- Berat badan minimal 45 kg. Jadi, jangan terlalu kurus intinya. Orang kurus biasanya takut donor darah khawatir dagingnya habis diambil juga, padahal tidak ada kaitannya sama sekali hehe..
- Tekanan darah normal, yaitu sistole 110 - 160 mmHg, diastole 70 - 100 mmHg
- Denyut nadi teratur, yaitu sekitar 50 - 100 kali/ menit
- Hemoglobin wanita minimal 12 gram%, pria minimal 13 gram%
- Donor darah berjarak minimal 3 bulan. Tapi, berdasarkan pengalaman saya saat donor darah, jarak minimal donor darah itu 2,5 bulan
- Petugas kesehatan akan menanyakan hal-hal lain untuk menentukan lolos tidaknya bisa mendonorkan darah
Di samping itu, berdasarkan pengalaman saya saat donor darah, syarat-syarat lainnya adalah:
- Punya kartu donor darah
- Sehat dan jasmani dan rohani. Sehat jasmani jelas badan harus fit, jangan sedang sakit. Tapi, kalau sehat rohani berarti sehat akalnya dan beragama.  Ngeri juga kalau yang donor darah orang gila, bisa menimbulkan kegaduhan hehe..
- Cukup istirahat, tidur berkualitas minimal 5 jam lah. Ada kasus pendonor mengalami pusing dan kebocoran saluran darah setelah donor darah, ternyata baru diketahui dia begadang dan kurang tidur
- Disarankan sudah makan dan minum air putih yang banyak sebelumnya (ini yang sering terlupakan)
- Hindari merokok dan alkohol
- Hindari obat-obatan kimia seperti obat diare, flu, dan sebagainya. Tapi kalau suplemen seperti Fatigon dan obat herbal seperti Antangin itu diperbolehkan sebelum donor darah
- Kini mendaftar donor darah sudah online. Pendonor harus menjawab survei tentang riwayat kesehatan secara jujur. Ini penting untuk mengetahui layak tidaknya pendonor untuk mendonorkan darahnya dan memastikan darah yang didonorkan juga layak diberikan kepada si penerima darah, serta tidak terkontaminasi bakteri jahat.
Penulis Mendaftar secara Online di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung
- Jika saat donor darah, aliran darah dari tangan ke labu darah dirasa lambat,  maka dianjurkan menggenggam bola karet seperti yang pernah saya alami. Saya pernah mendengar dari perawat, orang yang rajin olahraga lalu mendonorkan darahnya biasanya memiliki aliran darah yang lebih cepat ditransfusikan daripada orang yang jarang olahraga, apalagi tidak berolahraga
Bola Karet Diperlukan jika Aliran Darah dari Tangan ke Labu Darah Tersendat
Harap diingat, setelah donor darah, tangan bekas suntikan donor darah harus diistirahatkan dari aktivitas berat selama sehari saja, seperti mengangkat tas, olahraga angkat beban, dan sebagainya. Jika itu dilanggar, saluran darah bekas suntikan donor darah akan mengalami kebocoran. Hal tersebut pernah saya alami akibat saya mengangkat tas berat menggunakan tangan kanan (yang disuntik untuk donor darah). Setelah kejadian itu, tangan aktif saya tidak boleh untuk suntikan donor darah. Jadi, menggunakan tangan kiri saja (yang terlemah) donor darahnya. Mungkin kalau orang bertangan kidal, baiknya menggunakan tangan kanan untuk donor darahnya.

Manfaat donor darah banyak sekali, mulai dari membakar kalori, misi kemanusiaan, menghaluskan kulit, pemeriksaan kesehatan gratis, makan minum bergizi gratis setelah donor darah😜, bisa bertemu Presiden RI setelah donor darah yang ke-100 kali, dan sebagainya.

2. Berjemur di Pagi Hari
Berjemur di pagi hari di bawah terik sinar matahari sampai jam 9 pagi ternyata olahraga alami dan praktis yang sering terlupakan. Kenapa sampai jam 9 pagi? karena lewat dari itu, terik sinar matahari sudah tidak sehat, kulit bisa terbakar, serta harus dilindungi dengan tabir surya, pakaian panjang, dan topi. Saya mulai merasakan khasiat luar biasa dari berjemur di pagi hari ini. Untuk yang punya riwayat penyakit dan genetik asam urat, rematik, dan sejenisnya, ternyata berjemur merupakan terapi preventif yang ampuh, karena terik sinar matahari di pagi hari mengandung vitamin D yang dapat membantu menguatkan persendian dan tulang. Tapi, itu hanya sebagai preventif ya, karena saya mendapat saran dari dokter, bahwa berjemur tidak dianjurkan ketika sedang penyakit asam urat, rematik, dan penyakit sendi lainnya sedang kambuh, karena justru bisa memperparah keadaan. Berjemur di pagi hari menurut saya itu sauna alami yang paling murah dan praktis, tdk perlu dtg ke tempat fitness.

Berdasarkan pengalaman pribadi dan dikutip juga dari website: https://doktersehat.com, berjemur di bawah terik sinar matahari (batas sampai jam 9 pagi) memiliki manfaat yang luar biasa:
- Menguatkan tulang dan persendian, cocok di segala usia, baik usia pertumbuhan maupun dewasa, karena mengandung vitamin D. Bahkan untuk perbaikan tulang juga
- Facial alami, menghaluskan kulit dan membuat awet muda, karena mengandung vitamin E
- Meningkatkan kekebalan tubuh, relatif ridak mudah sakit
- Udara pagi masih segar dan bersih, bagus untuk  tubuh, terutama pernafasan
- Tidur bisa lebih nyenyak
- Membunuh bakteri jahat, termasuk infeksi jamur, dan membuang racun (detoks alami)
- Tubuh akan cepat berkeringat secara alami dan itu tentunya dianjurkan agar tubuh lebih sehat
- Menurunkan gula darah, karena berjemur merupakan insulin alami
- Dan masih banyak lagi

3. Berjalan Kaki secara Rutin
Asalkan cuaca baik dan lokasinya ramah untuk pejalan kaki, berjalan kaki keluar rumah merupakan olahraga  kardio yang paling mudah dan murah (bandingkan jika harus ke gym, beli treadmill, atau bermain futsal). Kardio berkaitan dengan denyut jantung dan pembuluh darah. Jadi, olahraga kardio menyehatkan jantung dan pembuluh darah.

Latihan kardio akan lebih optimal jika dikombinasikan dengan sambil berjemur di pagi hari (di bawah terik matahari sampai jam 9 pagi) dan minum teh hijau tawar sebelumnya (agar lebih cepat membakar kalori). Idealnya sih 30 menit tiap hari. Tapi, saya sendiri tidak pernah menargetkan harus berapa menit sehari, yang penting gerak saja dulu. Setelah berjalan kaki beberapa menit terutama di pagi hari, yang terasa badan dan pikiran jadi terasa lebih segar. Ditambah bertemu dan bertegur sapa dengan banyak orang, tentunya memberikan energi positif yang baik bagi tubuh.

Dalam Agama Islam, berjalan kaki bisa menjadi ladang pahala dengan diniatkan berangkat beribadah ke masjid. Uniknya, setiap langkah dihitung satu pahala dan menghapus satu dosa. Tapi, hal tersebut tidak berlaku jika ke masjid menggunakan kendaraan. Jadi, tidak ada alasan untuk malas berjalan kaki.

Dlm Islam, Olahraga Ringan yg Paling Gede Pahalanya ya Berjalan Kaki Sejauh Mungkin ke Masjid 😜. Sumber: Akun IG @dakkwahislam

4. Menginjak Batu Refleksi
Menginjak batu refleksi (apalagi sempat terpapar sinar matahari sehingga menjadi hangat) sangat baik untuk kesehatan, meminimalisir kelelahan,  menurunkan tingkat stres, dan membuang racun dari dalam tubuh (mirip berjemur di pagi hari). Tapi, harus diperhatikan jenis batu refleksinya harus berbentuk lonjong agar tidak melukai kulit telapak kaki. Misal: batu alam atau batu koral lonjong. Di samping itu, harus diperhatikan bagi penderita penyakit tertentu justru pantang untuk menginjak batu refleksi. Misal: penderita diabetes memiliki kulit kaki yang sensitif, mudah luka, dan sulit sembuh. Jadi, kalau ragu, lebih baik konsultasikan dulu dengan dokter.

Kalau Jenuh, Lelah, Stres, dan Kurang Enak Badan, ya Tinggal Injak Batu Refleksi Hangat. Penulis Merasakannya Sendiri, Dlm Sekejap lgsg Segar Kembali

5. Lompat Tali
Lompat tali/skipping merupakan olahraga yang tidak perlu memakan banyak tempat, tapi menyimpan banyak manfaat (walaupun menurut cenderung monoton dan cepat bosan). Manfaatnya adalah mengencangkan otot, membakar kalori (harus 1000 kali walau jujur 200 kali pun sudah bosan hehe..), memanjangkan kaki, menyehatkan jantung, dan membentuk postur ideal. Agar tidak bosan, baiknya dikombinasi dengan olahraga lain. Cukup menarik bahwa lompat tali bisa memanjangkan kaki, ini true story,  teman saya usia sekitar 25 tahun, merupakan atlet basket yang terbiasa latihan lompat tali tiap pagi hari sebanyak 2 ribu kali. Hasilnya, sekarang tinggi badannya sekitar 190 cm dan posturnya proporsional. Padahal kedua orangtuanya tidak berpostur tinggi. Mengapa harus pagi hari? Karena saat pagi harilah pertumbuhan badan paling optimal. Kalau tidak percaya, coba ukur tinggi badan di pagi hari (sehabis tidur), dipastikan tinggi badan bertambah 1-2 cm. Lalu bandingkan dengan mengukur tinggi badan saat siang misalnya pasti berbeda. Lalu saya tanya, itu lompat tali memanjangkan kaki sampai usia berapa? Dia jawab bisa sampai usia 35 tahun juga, asal dibantu nutrisi juga, terutama kalsium dan harus cukup istirahat.
Di Rumah, Saya punya Alat-Alat  Olahraga Rumahan tp Blm Tentu Murahan😜

6. Olahraga yang Dihubungkan dengan Aktivitas Sehari-hari
Banyak aktivitas sehari-hari yang sebenarnya merupakan bentuk olahraga yang membakar kalori dan mengeluarkan keringat cukup banyak, tapi tidak disadari oleh kita. Saya mencatat banyak sekali aktivitas tersebut:
- Mencuci dan mengelap kendaraan
- Membeli air minum isi ulang ke warung terdekat dan membawa sendiri (mengangkat galon isi air) ke rumah
- Berkebun dan menyiram tanaman
- Membiasakan naik turun tangga (selagi mampu), tapi hati-hati yang punya riwayat cedera sendi, jangan memaksakan diri
- Menyapu halaman
- Membersihkan & membereskan rumah yg kotor & berantakan
- Memelihara hewan peliharaan. Misal: mengajak bermain, main kejar-kejaran, dan bahkan memandikan tentunya merupakan kegiatan yang menguras tenaga juga
- Bagi wanita jangan remehkan juga aktivitas belanja, mengasuh anak, menggendong anak, dan memasak. Belanja identik dengan berjalan kaki (saya yakin belanja bisa lebih dari 15 menit untuk mendapatkan target yang diinginkan). Lalu, mengasuh anak, mulai dari menggendong, menyuapi, memandikan, dan mendidik anak, tentunya membutuhkan kekuatan fisik yang luar biasa. Dan terakhir, memasak, itu identik dengan udara panas (perhatikan panas penggorengan atau air mendidih sudah seperti sauna alami hehe..)
- Diupdate 16 Oktober 2018: Mengurus surat-surat tertentu ke kepolisian secara mandiri (tanpa calo, benar-benar sendiri), seperti Surat Catatan Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), Surat Izin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), mutasi kendaraan, dan sebagainya. Saya pernah merasakan mengurus STNK mobil lima tahunan mulai dari cek fisik mobil, fotokopi, antri, bolak-balik ke sana kemari sambil tanya-tanya juga, menunggu dgn sabar (sambil membaca/ngobrol/bisnis online), mencari parkir, sampai akhirnya mendapatkan plat nomor baru, itu ada lebih dari 3 jam (bhkn utk mutasi kendaraan bisa bbrp hari), lalu besoknya saya lihat di timbangan berat badan saya turun 1 kg, karena memang benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan mental juga😜

7. Latihan Beban (Bikin Sendiri)
Pada dasarnya, olahraga apapun pasti membakar kalori (kecuali catur, aneh juga disebut olahraga, mungkin itu masuknya olahraga otak😜). Menurut fungsinya, olahraga terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. Olahraga kardio untuk menyehatkan jantung dan membakar kalori. Misal: aerobik, futsal, treadmill, bahkan berjalan kaki
b.Olahraga power untuk penebalan dan pembentukan otot. Misal: angkat beban. Olahraga jenis ini bagi yang berbadan gemuk akan membuat terlihat lebih berisi, dalam dunia fitness dikenal dengan tipe badan gemuk berotot. Perut memang masih buncit, tapi tertolong dengan ukuran dada yang kekar, sehingga perut buncit sedikit tersamar hehe.. Sementara, bagi yang berbadan kurus, olahraga ini akan membuat terlihat lebih kering dan tebal ototnya. Nantinya berat badan naik karena massa otot meningkat.
Kedua jenis olahraga ini (kardio dan power) sebisa mungkin dikombinasikan agar lebih optimal khasiatnya, tidak hanya fokus di kardio saja atau malah hanya power saja. Terlalu fokus latihan kardio menyebabkan berat badan berkurang cepat, tapi massa otot juga berkurang, sehingga kurusnya nanti seperti habis sakit berat dan kekuatan justru melemah. Sedangkan terlalu fokus latihan power membuat pembakaran lemak terutama di bagian-bagian tertentu (seperti pinggul, perut, dan sekitarnya) menjadi kurang optimal. Jadi, memang harus dikombinasikan.

Dulu, saya selalu menyempatkan diri fitness di pusat kebugaran setidaknya seminggu sekali dengan durasi waktu 2 jam setiap kali datang. Tapi, dirasakan kurang optimal, karena penyakit asam urat tetap kambuh biasanya beberapa hari setelah fitness tersebut dan pola makan sering tidak terkendali, justru setelah olahraga tersebut. Menyikapi hal tersebut, saya teringat anjuran dari teman yang rajin olahraga dan juga berita di internet, intinya adalah lebih baik olahraga rutin tiap hari minimal 30 menit daripada hanya seminggu sekali dengan durasi 3 jam. Untuk olahraga kardio sih tinggal diganti berjalan kaki, sementara saya agak bingung untuk olahraga power tiap hari (malas juga kalau nyengajain ke tempat fitness, belum lagi biayanya semakin mahal. Akhirnya terpikir juga kenapa tidak memanfaatkan tiang kanopi rumah yang tidak terpakai untuk dijadikan latihan beban. Ujung tiang kanopi dibuat cetakan semen (masing-masing dengan berat 7,5 kg, dengan berat tiang mencapai 10 kg, jadi total 25 kg. Jika dirasa kurang, untuk tambahan beban batu bata (1 batu bata seberat 2,5 kg) pun jadi dan untuk pengamannya diikat tali rafia😜. Tapi, bisa juga untuk beban tambahan pakai ban vespa bekas akan lebih menantang juga hehe.. Sementara bangku panjang bekas kebetulan sudah ada, bekas Jaco Therapy Bed yang sudah tidak terpakai. Seperti ini penampakannya:
Bench Press Buatan Sendiri, Jauh Lbh Murah Daripada Beli, bisa Lebih dari Rp. 1,5 Juta
Biasanya, saya kombinasikan latihan angkat beban dengan berjemur, biar khasiatnya lebih optimal, ditambah bangku jadi hangat terkena paparan sinar matahari, sehingga seperti sauna alami juga😜.

8. Hindari Merokok dan Minuman Beralkohol
Orang yang suka merokok cenderung memiliki wajah yang (maaf) kusam, seperti tidak terawat, dan lebih tua dari usianya. Itu bagian luarnya, belum bagian dalam yang terkena langsung zat-zat pada rokok, seperti paru-paru, gigi, dan sebagainya. Belum lagi, nafas akan lebih cepat habis (ngos-ngosan) kalau diajak berlari. Hal ini diakibatkan zat-zat negatif pada rokok. Menurut dr. Bahman Guyuron, ahli bedah plastik, merokok mengurangi pasokan oksigen ke dalam kulit dan menurunkan sirkulasi darah, sehingga kulit tampak tua dan keriput. Hal yang sering terlupakan adalah adanya perokok pasif, yaitu mereka yang bukan perokok tapi menghirup asap si perokok aktif, baik disengaja maupun tidak disengaja. Ini juga tidak kalah bahayanya, efeknya ke paru-paru. Solusinya ya menjauh dari perokok aktif tersebut atau seharusnya si perokok aktif tahu diri pindah ke daerah lain (kawasan merokok).

Begitupun orang yang suka minum minuman beralkohol di luar batas kewajaran membuat organ tubuh dalam cepat rusak secara cepat, mulai dari kerusakan otak (menjadi bodoh, emosian, rusak moralnya, bahkan gila), risiko penyakit jantung meningkat, riskan terkena kanker mulut (apalagi juga suka merokok), terganggunya jalur pernapasan (apalagi juga suka merokok), risiko radang hati, dan kerusakan sistem pencernaan (sumber: hellosehat.com).

Jadi, merokok dan minuman keras itu seperti sepaket, kalau sudah kecanduan sulit untuk dihentikan dan dampak negatifnya pun saling melengkapi. Bayangkan saja jika punya badan gemuk saja sudah merupakan beban bagi tubuh itu sendiri, ini ditambah rajin merokok dan minum minuman keras, maka tubuh akan protes dengan caranya sendiri dan ujung-ujungnya kemungkinan terjangkitnya berbagai macam penyakit akan semakin besar dan  meningkatkan risiko kematian juga. Jadi, setop merokok dan minuman keras.

9. Istirahat yang Cukup
Istirahat yang cukup menurut para ahli adalah tidur berkualitas (tidur nyenyak tanpa mendengkur) selama 7-8 jam tiap harinya. Jika ada orang tidur malam hanya 5 jam, dirasa belum optimal dan ada utang 2 jam, biasanya akan diselingi dengan tidur siang. Tapi jika tidak ada waktu untuk tidur siang, biasanya tubuh akan terasa cepat lelah keesokan harinya, kurang fokus, dan terserang penyakit. Tapi, ada anggapan juga bahwa semakin tua usia seseorang, semakin sebentar tidurnya, misal usia lansia tidur cukup 5 jam saja, setelah itu bisa beraktivitas normal seperti biasanya. Saya pernah mengobrol dengan dokter, bahwa sejelek-jeleknya durasi waktu tidur bagi manusia adalah 5 jam. Jadi, keterlaluan kalau tidur 5 jam tiap hari saja tidak dipenuhi, mengingat tubuh memiliki hak untuk istirahat, atau dia akan protes dengan caranya sendiri (muncul penyakit, mudah stres, bahkan meninggal mendadak). Dulu ada kasus artis masih muda dan punya postur atletis, seharian sibuk dengan pekerjaannya sebagai anggota dewan, lalu pulang malah bermain futsal. Malamnya, jantungnya bermasalah, sesak nafas dan meninggal mendadak. Kemungkinannya jelas, tubuhnya terlalu diforsir dan kurang istirahat, termasuk kurang tidur. Di sini pentingnya untuk memenuhi hak yang diminta oleh tubuh, agar tubuh dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.

10. Hindari yang Serba Instan
Maksud instan di sini adalah jalan pintas untuk menurunkan berat badan seperti operasi sedot lemak dan penggunaan obat-obatan untuk menurunkan berat badan. Yang namanya operasi pasti menimbulkan efek samping. Begitupun dengan efek operasi sedot lemak meliputi luka memar, mati rasa, kontur kulit rusak, dan komplikasi ginjal serta jantung (sumber: esbuloh.blogspot.com). Sementara penggunaan obat-obatan pun akan memperberat kerja ginjal, sehingga meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Jadi, baiknya menggunakan alami saja.  Kalaupun terpaksa harus menggunakan cara instan tersebut, wajib dikonsultasikan dengan dokter ahli di bidangnya dan juga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) untuk mendapatkan solusi yang terbaik.


11. Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan cara berpikir secara logis yang memandang sesuatu dari segi positifnya baik terhadap dirinya sendiri, orang lain, maupun keadaan lingkungannya . Sehingga, ia tidak akan putus asa atas masalah yang dihadapinya dan mudah dalam mencari jalan keluarnya. (sumber: exactjulife.wordpress.com). Dengan kata lain, berpikir positif adalah mengambil hikmah dari setiap kejadian, terutama kejadian yang tidak menyenangkan, lalu berupaya bangkit dan mencari solusi alternatif. Jika dikaitkan dengan topik ini, misal berpikir positif ketika diet belum berhasil, toh saya sudah berupaya optimal, tetap rajin bergerak dan berolahraga 30 menit tiap hari, saya merasa sudah tidak terkena penyakit persendian lagi. Setidaknya ada hal-hal positif yang harus diapresiasi. Hilangkan kata "gagal total" yang bisa membuat kita pesimis, tapi ganti dengan sugesti positif seperti "asyik, dietku sepertinya berhasil. Meskipun perut masih belum ramping-ramping banget, tapi aku pasti bisa” (sumber: www.guesehat.com). Sugesti inilah yang coba diterapkan oleh saya sendiri, setidaknya selalu optimis dan semangat. Bisa jadi sugesti bukan sekedar pikiran bawah sadar semata, tapi juga harapan, doa, fokus agar benar-benar terealisasi, dan ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt. Kita harus bersyukur di luar sana banyak yang kondisi fisiknya lebih memprihatinkan dari kita. Dengarkan dan hargai orang yang memberi nasihat dengan tulus, tapi jangan pedulikan orang yang bisanya hanya ghibah/"ngata-ngatain". Yang terpenting ada semangat, keyakinan, dan upaya untuk memperbaiki diri, itu harus diapresiasi :)
Sumber: maitreaquotes.com
Diupdate 29 Desember 2018:
12. Manfaatkan Fasilitas Berobat Gratis setelah Memiliki  Kartu Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan / Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, semua orang Indonesia wajib jadi peserta BPJS. Sifatnya wajib, risikonya ada sanksi kalau dilanggar. Tapi, manfaatnya besar kok.

Banyak yg tdk menyadari manfaat dari ikut BPJS, trmsk penulis sendiri. Awalnya penulis menganggap jadi peserta BPJS hny jaga2 saja kalau mengidap penyakit serius/mengalami kecelakaan berat yg tentunya membutuhkan biaya yg amat mahal jika tidak di-cover BPJS. Ternyata itu salah, penulis baru menyadari ketika mencoba memanfaatkan layanan kartu BPJS/KIS di puskesmas terdekat sesuai domisili & syarat di kartu BPJS/KIS penulis. Ternyata, dgn kartu tsb, scaling/pembersihan karang gigi juga di-cover BPJS (setahun dibatasi maksimal 6 kali kunjungan) walau kendalanya waktu buka praktik dokternya berikut jumlah antriannya terbatas (ambil nomor sekaligus daftar pagi sekali jam 7) ditambah hrs sabar ngantri juga kl telat dftr😜. Dokter sendiri dtg jam 8. Jika tarif scaling gigi umumnya dipatok tarif sekitar Rp. 250 ribu (bisa lbh dari itu di klinik mewah), tentunya dgn di-cover BPJS bisa jauh lbh hemat. Bisa juga utk keluhan gigi hrs ditambal atau cabut gigi.

Mengapa penulis perlu membahas scaling gigi di artikel ini? Karena jujur saja, org yg doyan makan, apalagi ditambah merokok cenderung agak cuek utk menjaga kesehatan mulut, gigi, dan gusi (pdhl kmgkn muncul karang gigi lbh besar), cukup menyikat gigi seadanya, males ke dokter gigi, serta baru mau ke dokter gigi setelah sakit gigi parah. Tentunya mindset tsb hrs segera diubah mengingat jika gigi, gusi, & mulut bermasalah (bnyk penyakit), jika dikhawatirkan bisa menyebar ke organ tubuh lain (komplikasi). Bhkn, kondisi gigi dan gusi yg buruk bisa jadi gejala penyakit diabetes😱. Jadi tdk ada alasan lagi utk mengecek kesehatan mulut, gigi, dan gusi kita ke dokter gigi, setidaknya setahun sekali, ada atau tdk ada keluhan:)
Scaling Gigi Dulu, di-cover BPJS

13. Pola Makan dan Minum yang Baik
Kenapa pola makan dan minum yang baik diletakkan di poin yang terakhir? Karena bagi orang gemuk inilah poin yang tersulit untuk dikendalikan😁. Bagi saya sendiri, yang tersulit itu mengatur pola makan di malam hari, apalagi di musim hujan, nafsu makan meningkat hehe... Di saat malam hari, banyak kuliner Pedagang Kaki Lima (PKL) depan kompleks perumahan saya, hampir semua merupakan makanan favorit (tapi bikin cepat gemuk) orang Indonesia. Kuliner PKL tersebut hanya muncul di malam hari & rasanya gurih menggoda selera😜, umumnya meliputi jualan: 
- Nasi goreng, kwetiaw goreng, dan sejenisnya
- Gorengan, mendoan, dan sejenisnya 
- Martabak manis dan asin
- Nasi+Soto
- Nasi ayam goreng, geprek, krispi, & kremes
- Nasi+sate ayam, sapi, dan kambing. Kalau dagingnya sih masih mending, terkadang ada juga jeroan dan kulit, itu yang lebih tidak sehat lagi
- Selalu harus dengan nasi putih (kenapa belum ada PKL yang menyediakan nasi merah ya...itu kan lebih sehat)
Melihat kuliner gurih tersebut, bisa dikatakan nafsu makan terbanyak justru di malam hari. Seharusnya ada kuliner sehat ala PKL juga seperti nasi goreng menggunakan nasi merah lalu digoreng menggunakan minyak zaitun. Kalau menunya seperti itu, dipastikan harganya lebih mahal dari nasgor PKL pada umumnya. Banyak ahli kesehatan yang mengatakan batas makan malam (berat) itu jam 19, selebihnya distop. Idealnya sih malam hari ya cukup buah, sayuran, dan air putih. Ok, untuk menyiasati kuliner PKL tersebut harus diimbangi dengan banyak minum air putih dan juga gerak jalan kaki, misal mencoba rute yang agak jauh untuk membeli kuliner tersebut. Ke depannya, sebisa mungkin makanan yang digoreng dihindari, diganti dengan kukus, misal bakso tahu tanpa bumbu dan sedikit kecap. Kalaupun masih suka makanan yang digoreng (termasuk makanan rendah gizi/junk food) dianjurkan digoreng menggunakan minyak zaitun (risikonya ya mahal dan hanya ada di tempat tertentu). Di samping itu, batasi makan makanan instan seperti mi instan dan makanan kemasan yang sebenarnya kurang baik untuk sistem pencernaan serta mengandung bahan pengawet. Lalu, untuk minumnya sih, saya berupaya untuk membiasakan banyak minum air putih (minimal 8 gelas) dan teh hijau tawar sebelum olahraga, serta sebisa mungkin hindari yang manis-manis (apalagi soft drink), baik pemanis alami maupun buatan, kecuali madu atau buah, itupun dikonsumsi dalam jumlah yang wajar.

Semua jenis diet pada dasarnya bertujuan baik. Tapi, kebutuhan diet orang gemuk berbeda-beda, tergantung tipe badannya juga. Bisa jadi si A cocok dengan diet nasi putih, sementara si B lebih cocok dengan diet OCD (Obsessive Compulsive Disorder) ala Deddy Corbuzier, dan seterusnya. Jujur, saya masih berusaha mencari-cari diet mana yang paling cocok hehe.. Sejauh ini makanan pantangan yang saya hindari baru sebatas yang berkaitan dengan risiko penyakit asam urat, misal emping, jeroan, udang, dan sebagainya. Di samping itu, ada orang yang mudah mengalami kegemukan atau sebaliknya malah bertambah kurus jika dihadapkan pada kondisi kecapaian dan stres yang luar biasa. Apa mungkin bagi orang yang mudah gemuk kalau stres dan lelah pelariannya adalah makanan dan ngemil (nafsu makan semakin tinggi), sedangkan bagi yang sulit gemuk, dengan kondisi yang sama justru malah nafsu makannya berkurang? Unik juga memang tipe dan metabolisme tubuh manusia bisa berbeda satu sama lain.
Tips membakar kalori yang tidak terpikirkan::
- Saya teringat nasihat dokter bahwa mengonsumsi madu (sebanyak 2 sendok teh langsung atau bisa dicampur dengan air hangat) 30 menit sebelum makan berat sangat membantu untuk melunturkan lemak
- Membiasakan minum teh hijau tawar hangat sebelum olahraga terbukti bisa mengeluarkan keringat dan membakar kalori lebih cepat. Diupdate 29 Oktober 2018: bahkan mengonsumsi teh hijau juga membantu menurunkan kadar asam urat
Sumber: IG @doktersehatcom

- Makan pisang untuk stamina, sehingga saat olahraga tidak mudah ngos-ngosan, dan ujung-ujungnya bisa membakar kalori lebih baik. Bahkan, saya dapat info dari teman, makan pisang 2 buah itu setara sudah memenuhi syarat sarapan pagi. Kalau orang awam, pisang hanya pelengkap, makan pagi belum lengkap tanpa nasi, ditambah lauk pauk yang gurih-gurih, serta minumnya teh manis/minuman berkarbonasi, ya lengkap malah sudah bikin gemuk😁.

Tapi yang lebih ekstrem lagi, rajin olahraga sejak subuh, lalu beres olahraga malah makan dan minum yang gurih-gurih di PKL, alhasil tidak ada hasil😜. Memang berat godaan kuliner khas PKL.
Sumber: IG @doktersehatcom
Demikian artikel ini dibuat sebagai curhat dan pengalaman saya sebagai orang gemuk tapi berupaya untuk tetap bergerak, lebih sehat, dan bugar dengan cara saya sendiri. Walau hasilnya belum optimal, tapi saya merasa sekarang sudah terbebas dari penyakit persendian yang menghantui, terutama asam urat. Karena jujur saja, kalau sudah terkena penyakit asam urat, mau berolahraga tidak sama sekali, seperti pesepakbola yang terkena cedera kaki. Ada quote kesehatan yang menginspirasi: "lebih baik gerak berkeringat daripada diam dan minum obat" (sumber: www.sribu.com , oleh @ciptopemadi). Semoga ke depannya bisa lebih baik dan kita semua diberi kemampuan untuk menjaga kesehatan tubuh, baik fisik maupun mental, jasmani maupun rohani, senantiasa mensyukuri nikmat, serta mendapatkan kehidupan yang berkah. Aamiin😇.
Asian Games 2018 dan Kini Asian Para Games 2018 di Indonesia harus Menjadi Inspirasi bagi Kita Semua untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Sehat, Bugar, Berprestasi, dan Selalu Mensyukuri Nikmat Allah Swt
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com


Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan

Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa defini...