All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Januari 2022

IWA

Jumat, 14 Januari 2022

Manajemen Mitigasi Gempa Bumi di Kota Cimahi dan Bandung

Pada hari Jumat, tanggal 14 Januari 2022, kita dikejutkan dengan gempa bumi berkekuatan M (Magnitudo) 6,6 yang mengguncang Provinsi Banten. Gempa bumi tersebut terasa sampai Kota Bogor, Depok, bahkan sampai Lampung. Gempa bumi tersebut terjadi pukul 16.05 selama 30-60 detik (berbeda-beda setiap daerah). Akibatnya, banyak bangunan dan rumah rusak berat, serta ada korban luka-luka juga, terutama di pusat gempa. 
 
Melihat kejadian tersebut, tentunya masyarakat harus menyadari bahwa sebagian besar wilayah Indonesia rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Sosialisasi tentang manajemen mitigasi bencana/upaya mengurangi risiko bencana harus semakin digalakkan, karena saya prihatin membaca berita bahwa ada orang yang waspada saat terjadi gempa bumi, lalu paham dan mempraktikkan manajemen mitigasi gempa bumi justru malah dihujat dan dikatain lebay😑.
 
Lalu bagaimana dengan Kota Cimahi dan Bandung? Seperti kita ketahui bahwa di kedua kota tersebut terdapat potensi gempa bumi akibat Patahan Lembang yang masih aktif, hanya sedang "tertidur" saja, seperti menyimpan kekuatan, dan sewaktu-waktu bisa "bangun" dengan mengeluarkan kekuatan (gempa bumi yang dahsyat). Tentunya, warga daerah Lembang, Kota Cimahi, dan Bandung wajib waspada mengingat panjangnya Patahan Lembang dan efek merusak gempa bumi Lembang. Ini yang terkadang kurang disadari, mengingat banyak warga Kota Cimahi dan Bandung memperkirakan bahwa jika gempa bumi Lembang terjadi, hanya membahayakan warga yang tinggal di Lembang saja, jelas itu keliru.

Berdasarkan hasil penelitian Mudrik R. Daryono, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mudrik R Daryono, siklus gempa bumi Sesar Lembang bisa berulang terjadi setiap 170-670 tahun. Sementara, dalam kurun waktu 560 tahun terakhir, belum pernah terjadi gempa bumi lagi di jalur Sesar Lembang😱 (sumber: Koran Pikiran Rakyat 15 Maret 2019).

Tentunya, warga sekitar tidak boleh panik, namun tetap waspada dan selalu memantau informasi tentang kegempaan di daerahnya, dimulai dari yang paling dasar, mengetahui pemetaan wilayah rawan gempa di daerahnya.

A. Zona merah Kota Cimahi
Pemerintah dan warga Kota Cimahi sudah selayaknya mewaspadai pergerakan Sesar Lembang yang saat ini mulai aktif, sewaktu-waktu akan bangkit, dan mengakibatkan gempa bumi besar. Memang pusatnya ada di Lembang, tapi menurut Analis Mitigasi Bencana Seksi Kebencanaan dan Kesiapsiagaaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rohmat, semua wilayah Kota Cimahi termasuk zona merah bencana Sesar Lembang😱. Wilayah tersebut meliputi:
1. Wilayah utara Cimahi -> Citeureup, Cipageran, dan Cihanjuang hanya berjarak 3 km dengan garis Sesar Lembang.
2. Jarak gedung perkantoran Pemerintah Kota Cimahi dengan garis Sesar Lembang hanya berjarak sekitar 6 km
3. Wilayah selatan Cimahi dan bisa disebut ujung terjauh Kota Cimahi, yaitu daerah Melong Asih hanya berjarak 12 km dengan garis Sesar Lembang

Yang perlu diperhatikan adalah karakter pergerakan Sesar Lembang dikhawatirkan mengakibatkan kerusakan besar dan korban jiwa di Kota Cimahi. Hal ini diakibatkan pergerakan di garis sesar dekat Kota Cimahi bisa 2 kali lebih kuat dibandingkan yang di urat sesarnya. Jadi, sifatnya bukan likuefaksi (pencairan tanah), karena Cimahi ini karakter tanahnya bekas endapan danau Bandung purba. (Sumber: Koran Pikiran Rakyat tanggal 16 Oktober 2019).


B. Zona merah Kota Bandung
Kota Bandung, khususnya Bandung bagian utara dan barat (Kabupaten Bandung Barat) juga tidak luput dari zona merah Sesar Lembang yang membentang panjang 29 km, meliputi Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, dan Padalarang (sumber: jabar.tribunnews.com). Walaupun demikian, pada dasarnya, seluruh warga di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya wajib mewaspadai dampak merusak gempa bumi besar (disinyalir sekitar 6,5-7 SR) akibat Sesar Lembang yang dikhawatirkan dapat menjangkau Kota Bandung dan sekitarnya😱.

C. Manajemen mitigasi gempa bumi di Kota Cimahi dan Bandung 
Intinya tidak boleh panik, tapi harus selalu waspada, berdoa, tahu ilmunya, dan selalu memantau informasi dari sumber yang terpercaya, baik dari media cetak, televisi, media sosial, maupun langsung dari pihak berwenang seperti BPBD setempat. 
 
Manajemen mitigasi gempa bumi dibagi menjadi tiga: sebelum, sesaat, dan setelah gempa bumi. Hal ini bisa diberlakukan di semua daerah rawan gempa.

1. Sebelum gempa bumi
- Pendidikan mitigasi gempa bumi, terutama di sekolah formal
Sejauh ini, baik di Kota Cimahi maupun Bandung, pendidikan tersebut belum masuk kurikulum pendidikan, sehingga sifatnya hanya sukarela saja, seperti yang diadakan BPBD, itupun lebih menyasar kepada warga yang paling dekat dengan potensi gempa bumi. Atau bisa juga kitanya yang berinisiatif mengajukan permohonan resmi (proposal) ke BPBD setempat
- Sosialisasi mitigasi gempa bumi di kantor dan gedung bertingkat
Sejauh ini, baik di Kota Cimahi maupun Bandung, sudah diterapkan dengan menempel poster manajemen mitigasi bencana gempa bumi di kantor dan gedung yang dianggap vital, terutama rumah sakit. Tapi, untuk simulasinya memang dirasa masih kurang, terbatas internal saja
- Rumah tahan gempa
Sejauh ini, pemerintah setempat belum mewajibkan setiap rumah yang dibangun harus anti gempa, sehingga harus ada inisiatif warganya untuk mencari informasi seputar rumah anti gempa. Rumah anti gempa sudah mulai dibangun di Lembang, itupun inisiatif warga. Bentuknya adalah rumah kayu. Tiang utama rumah yang menyokong atap dengan sistem purus (poros) dan catokan (penjepit), yang membuat rumah seperti pendulum dan bersifat elasti saat menerima goncangan seperti gempa. Kayu yang digunakan harus berkualitas dan anti rayap seperti kayu sengon. Lama pengerjaannya sekitar 6 bulan. Untuk harga rumahnya, saya belum dapat harga pastinya, namun diperkirakan sekitar Rp. 50 juta ke atas. Namun, harus diperhatikan, ada perawatan berkala, setidaknya tiap 10 tahun.

Rumah Tahan Gempa di Lembang. Foto: Yudha Maulana

- Mengetahui jalur evakuasi di gedung bertingkat, biasanya ditempel di dinding gedung setempat dalam bentuk poster
- Pemasangan titik dan jalur evakuasi, jujur, saya belum melihatnya di tempat umum yang strategis
- Penyediaan kotak P3K dan alat pemadam kebakaran, sudah menjadi SOP di setiap tempat yang vital. Seharusnya ada pelatihan juga untuk penggunaan P3K
- Memahami letak pintu, lift, dan tangga darurat tempat bekerja anda
- Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan
- Selalu mematikan air, gas, dan listrik saat tidak sedang digunakan
- Atur agar benda yang berat berada di bawah
- Perhatikan benda yang mudah terbakar disimpan di tempat yang aman 
- Mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi keperluan yang dibutuhkan seperti pakaian lengkap untuk 3 hari, masker, hand sanitizer, peluit (untuk meminta tolong saat darurat), dokumen pribadi, uang untuk 3 hari, senter, radio portabel, handphone berikut charger, makanan minuman untuk 3 hari, dan kotak P3K
- Mengetahui nomor telepon penting terkait dengan potensi gempa bumi di Kota Cimahi dan Bandung:
a. BPBD Kota Cimahi: (022) 20661899
b. BPBD Kabupaten Bandung: (022) 85872591
c. BPBD Provinsi Jawa Barat: (022) 7313267
d. Palang Merah Indonesia Siaga P3K dan Pelayanan Bencana: (022) 4213858
Uniknya, Kota Bandung sendiri belum memiliki BPBD dengan alasan tidak terlalu mendesak. Padahal, Kota Bandung juga rawan bencana, terutama banjir dan gempa bumi. Jadi, sementara ya ikut ke BPBD Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat
e. Ambulans: 118
f. Call Center PLN: 123
g. Kepolisian: 110
h. Nomor Tunggal Kedaruratan di Indonesia: 112
i. Pemadam Kebakaran: 113
j. Posko Bencana Alam: 129
k. SAR (Search And Rescue): 115

(Sumber: https://hai.grid.id, BMKG, & Koran Pikiran Rakyat tanggal 23 Oktober 2019)

Klik Gambar agar Lebih Jelas Tulisannya. Sumber: BMKG


2. Saat gempa bumi
- Jangan panik dan tetap berdoa. Itu setidaknya bisa membantu kita untuk berpikir jernih, menenangkan diri, dan oranglain. Panik berlebihan hanya memperkeruh keadaan dan bisa saja membuat oranglain lebih panik dari kita
- Saat di gedung bertingkat, jangan gunakan lift dan tangga berjalan
- Jangan meninggalkan gedung saat gempa terjadi, segera cari perlindungan, misal berlindung di bawah meja. Jika tidak ada perlindungan, segera jongkok dan lindungi kepala anda. Jika dirasa aman, segera keluar gedung ke area terbuka dan titik kumpul
- Berlari maupun berjalan di gedung bertingkat saat terjadinya gempa bisa meningkatkan risiko luka dan cedera
- Hindari benda-benda yang mudah jatuh dan pecah
- Jika anda berada di tangga, duduklah sebentar dan berpegangan (sumber: https://www. cnn.indonesia.com)
- Jika mengendarai kendaraan, segera menyalakan lampu hazard, kurangi kecepatan dengan melakukan pengereman secara bertahap (jangan mendadak agar tidak membahayakan pengguna jalan di belakangnya), waspada pohon/tiang listrik tumbang, dan ketika sudah berhenti cari daerah terbuka yang lebih aman
- Fokus pada jalur evakuasi
- Bagi wanita, jangan gunakan sepatu berhak tinggi
- Segera mencari titik kumpul yang aman (tempat terbuka di luar gedung) sambil menunggu instruksi selanjutnya dari pihak berwenang
- Di area terbuka pun harus diperhatikan, agar tidak berada di dekat gedung, pohon, dan tiang listrik. Jika ada retakan tanah segera menghindar 
- Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami
- Hindari daerah rawan longsor

3. Setelah gempa bumi
- Gunakan selalu jalur evakuasi
- Dalam kondisi panik, seringkali korban gempa bumi akan sibuk dengan keselamatan diri sendiri dan keluarganya, tapi diusahakan untuk peka dan peduli terhadap lingkungan sekitar, tentunya sesuai dengan kesanggupan
- Waspada gempa susulan, jangan berjalan di daerah sekitar gempa
- Jangan memasuki bangunan yang sudah terkena gempa, karena masih mungkin ada gempa susulan dan bangunan yang terlihat masih kokoh bisa saja tiba-tiba runtuh secara bertahap
- Jika kebingungan, cari titik kumpul yang aman sambil menunggu instruksi selanjutnya dari pihak yang berwenang. Biasanya ada angket yang harus diisi seputar kerugian harta benda. Dengan berkumpul bersama orang senasib dan diarahkan petugas yang berwenang tentunya rasa panik dan stres dapat diminimalisir. Dengan catatan, jangan sampai petugas yang berwenang malah ikut-ikutan panik😁
(sumber: https://nasional.kompas.com).

D. Saran tentang manajemen mitigasi gempa bumi ke depannya
- Manajemen mitigasi gempa bumi di Kota Cimahi dan Bandung masih belum menyeluruh, masih terbatas di zona terdekat rawan gempa, seperti di Lembang (Kabupaten Bandung Barat). Lembang seperti dijadikan percontohan, tapi sayangnya belum diikuti daerah lain di Kota Cimahi dan Bandung
- Aturan hukum tentang manajemen mitigasi gempa bumi sebenarnya sudah diatur secara rinci dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sayangnya, implementasinya belum maksimal, kemungkinan memang belum diprioritaskan dan kurang anggarannya. Untuk itu, memang harus diperhatikan anggarannya. Kalau anggarannya ok, BPBD  setempat akan lebih giat melakukan sosialisasi dan simulasi mitigasi gempa bumi
- Kurikulum pendidikan di Kota Cimahi dan Bandung harus menambahkan dan mewajibkan manajemen mitigasi bencana alam, khususnya gempa bumi, dimulai dari sekolah formal sampai perguruan tinggi
- Sosialisasi manajemen mitigasi bencana gempa bumi juga kembali ditingkatkan di tempat-tempat strategis, seperti rumah sakit, mal, kantor pemkot, dan sebagainya. Tidak sebatas membuat poster yang ditempel di dinding, tapi ada simulasi yang melibatkan internal maupun warga sekitar
- Baiknya memang manajemen mitigasi gempa bumi selalu diingatkan (oleh pihak berwenang) sebagai bagian dari ilmu kehidupan warga setempat, sehingga warga setempat akan lebih aware
- Penggunaan teknologi Virtual Reality sebagai bagian simulasi mitigasi gempa bumi sangat baik sebagai edukasi juga, terutama menyasar generasi milenial.
 
Demikian artikel saya, isi artikel blog ini juga bisa diterapkan untuk semua wilayah rawan gempa bumi. Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:

Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan

Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa defini...