Di-Update Tanggal 17 April 2021
Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa definisi manajemen. Ok, saya menggunakan bahasa santai saja ya, jadi manajemen merupakan kegiatan untuk mengelola dan mengatur sesuatu demi mencapai tujuan yang diinginkan dan disepakati. Pada dasarnya, tidak hanya berkaitan dengan pekerjaan, sesuatu yang ilmiah, maupun formal saja perlu ada manajemennya, melainkan juga dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen pun diperlukan saat umat muslim menjalankan ibadah. Tapi yang dibahas di artikel ini adalah hanya ibadah puasa Ramadan.
Puasa dalam Islam merupakan ibadah untuk menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari mulai Subuh sampai masuk Magrib. Dari sisi manajemen, maka manajemen puasa merupakan metode terbaik dari Allah Swt untuk mengatur dan mengendalikan fisik, pikiran, hati, serta jiwa secara menyeluruh dengan tujuan agar mencapai nilai2-nilai ketakwaan. Tidak boleh hanya fisik saja atau pikiran saja, tapi harus menyeluruh demi mencapai rida Allah Swt. Pada dasarnya, baik manajemen puasa wajib maupun sunnah pada dasarnya sama saja, durasi waktunya juga sama, yang membedakan adalah niat, kekuatan hukum wajib atau sunnah itu sendiri, derajat pahala, dan waktu pelaksanaannya. Nah, yang saya bahas kali ini adalah manajemen puasa wajib yaitu puasa Ramadan yang sedang kita laksanakan.
![]() |
Edit Foto dengan Subyek Foto Saya (Penulis) Sendiri😜. Sumber: Akun Ig Penulis |
Sesuai judulnya: "Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan", maka ibadah puasa Ramadan itu akan terasa menyenangkan jika dilaksanakan dgn ikhlas. Dari ikhlas, kesadaran akan muncul dengan sendirinya, yakin, tanpa beban, dan tanpa pikir panjang, sebagaimana saat kita menyalurkan hobi, seperti bermain, makan makanan favorit, jalan-jalan ke mal, dan sebagainya, tentunya menyenangkan dan dirasakan langsung manfaatnya bukan😜.
Maka, Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan, baik saat pandemi korona maupun kehidupan sebelum korona dan mungkin saja terabaikan itu meliputi:
1. Istirahat yang cukup sebelum mempersiapkan sahur
2. Tidur siang sementara sebagai Sunnah Rasulullah dan mempertajam ingatan
3. Pergeseran pola makan dan minum
c. Saya teringat saran dari dokter bagi yang memiliki masalah obesitas atau penyakit tertentu, sehingga banyak pantangan makanan/minuman tertentu, hendaknya jangan semuanya dipantang, melainkan dikendalikan dan dibatasi. Misal gorengan, nasi goreng, minuman kolak, dan sebagainya. Tapi memang untuk makanan seperti jeroan sebaiknya setop total. Dokter pernah bercerita ada pasien diabetes yang dipantang makan/minum ini itu (yang menjadi kegemarannya) akhirnya stres, imunitas tubuh menurun, badan menjadi kurus, dan malah menimbulkan penyakit baru. Tentunya bagi yang berpenyakit berat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa.
![]() |
Pola Minum saat Sahur & Berbuka Puasa: Sesekali boleh Minum yg Manis, tapi Minum Air Putih Harus Menjadi Prioritas |
![]() |
Pola Makan/Minum saat Sahur & Berbuka Puasa yang Ideal. Klik Gambar agar Lebih Jelas Tulisannya |
d. Bukber di luar rumah dan bertemu banyak orang dari luar kota harus diakui menjadi klaster baru korona. Terakhir, Atalia Kamil (istri Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat), terpapar korona karena sering mengadakan kegiatan buka puasa bersama di berbagai tempat. Padahal beliau baru saja divaksin korona. Kekuatan vaksin sendiri sebatas memperlemah jika terjadi gejala, sehingga terhindar dari infeksi berat. Jadi bukan menyembuhkan. Tentunya kita wajib waspada akan hal ini
4. Menjaga kebersihan
Rasulullah Saw selalu menjaga kebersihan (terutama saat ibadah) mengingat kebersihan sebagian dari iman dan untuk kesehatan juga. Hal tersebut tidak hanya berlaku di bulan Ramadan saja, tapi juga bulan2 biasa. Adapun yang dilakukan Rasulullah untuk menjaga kebersihan adalah:
Rasulullah Saw selalu menjaga kebersihan (terutama saat ibadah) mengingat kebersihan sebagian dari iman dan untuk kesehatan juga. Hal tersebut tidak hanya berlaku di bulan Ramadan saja, tapi juga bulan2 biasa. Adapun yang dilakukan Rasulullah untuk menjaga kebersihan adalah:
5. Sempatkan berolahraga walaupun hanya sekitar 30-60 menit sehari
![]() |
Salat Tarawih dengan Khusyuk bisa Membakar 100-200 Kalori |
d. Tapi, kalau mau lebih ekstrem bisa saja
olahraga berat seperti fitness, renang (tapi takut air terminum hehe.), sepak
bola, futsal, beladiri, dan sejenisnya, tapi harus tahu diri, menyesuaikan dgn
kemampuan, dan tidak memaksakan diri. Pengecualian untuk atlet profesional,
mereka saat berpuasa tentunya memiliki jadwal berlatih khusus & kemampuan yang tidak
dimiliki oleh orang biasa
![]() |
Alat Fitness Bench Press Buatan Saya Sendiri, Memanfaatkan Tiang Kanopi Bekas, Bangku Panjang yang tidak Terpakai, serta Semen+Batu Bata sebagai Pemberat |
6. Waktu-waktu potensial digunakan untuk menyempurnakan ibadah dan kegiatan produktif+bermanfaat
7. Memanfaatkan i'tikaf dengan memperbanyak ibadah walau hanya sebentar
Hal tersebut dilakukan saat 10 malam terakhir Ramadan, rentang waktunya bisa mulai dari salat
Isya sampai terbit matahari. Menurut Asep Saepudin Musaddad, Wakil Pimpinan
Ponpes Al-Musaddadiyah Garut, bagi umat muslim yg rumahnya jauh dari
masjid atau mereka yang sudah lanjut usia, atau memang memungkinkan utk tdk
ke masjid, maka diperbolehkan beribadah di rumah, Insya Allah tidak akan
mengurangi pahala i'tikaf. Namun, kalau bisa diupayakan i'tikaf &
beribadah di masjid. Dan tidak kalah pentingnya, jgn sampai mengganggu
aktivitas pekerjaan pd esoknya, karena hukum dasar i'tikaf sendiri adalah
sunnah. Sementara menurut Iwan Suparna, Bendahara DKM Masjid Agung Garut, tidak ada ketentuan ttg lamanya i'tikaf. Meskipun hanya 5 menit, niatnya sungguh-sungguh
mencapai ridho Allah Swt, bisa saja mendapat pahala i'tikaf dan
puncaknya lailatulkadar. Dan pesan Iwan yang sering terlupakan yaitu jangan
makan saat i'tikaf, karena itu membatalkan i'tikaf itu sendiri
8. Jangan memaksakan untuk mudik karena mudik itu tradisi, bukan kewajiban, bukan pula sunnah, yang wajib itu menjaga silaturahim
b. Kini, ketika masa pandemi korona, tradisi mudik jarak jauh yang ditetapkan tanggal 6-17 Mei 2021 resmi ditiadakan dan ada sanksi berat jika dilanggar, mulai dari putar balik sampai tilang. Mudik yang diperbolehkan hanyalah jarak dekat karena masih satu wilayah kota aglomerasi (kota pusat dan padat penduduk yang didukung dengan adanya kota-kota satelit di pinggirannya) seperti wilayah Bandung Raya (Kota Bandung sebagai pusatnya didukung dengan adanya kota/kabupaten satelit seperti Kota Cimahi, Padalarang, Soreang, dan sebagainya) atau wilayah Jabodetabek (Kota Jakarta sebagai pusatnya didukung dengan adanya kota/kabupaten satelit seperti Kota Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Amannya sih jangan mudik, atau jika memaksakan bepergian ke luar kota, cukup pulang kampung sebelum tanggal 6 Mei 2021 atau setelah 17 Mei 2021, itupun dengan syarat yang sangat ketat
![]() |
😜 |
a. Hal tersebut berlaku bagi semua orang, baik yang sudah divaksin korona maupun yang belum divaksin korona, yang sudah terinfeksi korona lalu pulih maupun yang belum pernah terinfeksi korona, yang sekedar keluar jalan-jalan sekitar rumah, beribadah ke masjid, maupun ke tempat kerumunan yang lebih banyak
b. Saat memungkinkan untuk salat fardu, tarawih berjemaah, maupun jumatan di masid (dengan catatan pihak DKM dan jamaahnya pun sangat memperhatikan protokol kesehatan), silakan beribadah di masjid. Tentunya saf salat menjadi longgar dan tidak boleh rapat, menggunakan masker, dan sebaiknya membawa peralatan salat tersendiri. Sementara jika masih merasa was-was dengan berbagai pertimbangan, silakan beribadah di rumah. Semua pihak tentunya harus saling menghargai karena semua pilihan tempat ibadah tersebut diakui oleh ulama besar dan pada dasarnya Islam itu fleksibel serta tidak memberatkan. Untuk kondisi saat ini, tidak masalah salat fardu di masijd, musala, atau rumah. Yang menjadi masalah adalah meninggalkan salat fardu dengan sengaja dan melanggar syariat Islam, lalu mudah menghakimi, serta melanggar protokol kesehatan.
Demikian artikel saya, semoga ibadah kita di bulan Ramadan tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, berhasil menjadi pribadi
yang saleh dan sukses kaffah (secara keseluruhan, tidak setengah-setengah), & memiliki manajemen kehidupan yang baik di segala bidang. Setelah lewat Ramadan, amal kebaikan kita bisa semakin meningkat, istiqomah, & barokah. Semoga pandemi korona segera berakhir. Terakhir, terlepas dari segala kekurangan (mohon dimaklumi & dimaafkan),
semoga artikel ini bermanfaat. Aamiin😇.
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english) dan ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Blog 4: petsvic.blogspot.com
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Blog 4: petsvic.blogspot.com