Sepak bola merupakan olahraga terpopuler di dunia. Tak heran, pertandingan sepak bola, baik level klub maupun tim nasional, selalu menjadi sorotan publik, termasuk masalah law of the game (peraturan pertandingan) yang sangat mungkin berubah dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman serta kebutuhan. Tentunya tidak bisa berpatokan pada peaturan yang usang dan sudah ketinggalan zaman.
Peraturan dalam pertandingan sepak bola diatur oleh badan independen IFAB (International Football Association Board). Sementara, federasi sepak bola internasional, FIFA (Federation Internationale de Football Association) berikut anggota FIFA, merupakan anggota dari IFAB, wajib mematuhi hukum yang dibuat oleh IFAB, yang umum disebut Statuta IFAB. FIFA pun memiliki statuta FIFA, begitupun anggotanya memiliki statuta masing-masing, sudah pasti menjadikan statuta IFAB sebagai konstitusi dasar.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi beberapa perubahan peraturan demi meningkatkan kualitas pertandingan dan keselamatan tim tanpa mengubah peraturan dasarnya, meliputi:
1. Penambahan pergantian pemain dari tiga menjadi lima pemain tapi tetap dalam tiga kesempatan, sudah berlaku sejak pandemi terjadi dan akhirnya dipermanenkan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih banyak kepada pemain yang selama ini sulit bersaing, membuat strategi pelatih lebih variatif, dan meminimalisir potensi cedera dan kelelahan dari tim inti
2. Pergantian pemain di luar lima pergantian normal jika ada pemain mengalami cedera berat di daerah kepala (gegar otak)
3. Kiper tidak boleh memegang bola lebih dari delapan detik
4. Pelanggaran handball yang tidak disengaja diserupakan dengan pelanggaran handball yang disengaja. Jika pelanggaran tersebut terjadi di kotak penalti, maka hukumannya hadiah penalti dan umumnya mendapatkan hukuman kartu juga
6. Saat melakukan hukuman tendangan penalti, area sekitar penalti harus steril dari gangguan pemain lawan maupun ancaman dari suporter lawan
7. Ketika gol tercipta, ada waktu tambahan selama 30 detik setelah gol tercipta
8. Pemain yang tergeletak di lapangan, baik disengaja maupun tidak disengaja, akan diperhitungkan sebagai waktu yang terbuang dan waktu tersebut akan ditambahkan saat wasit menghitung tambahan waktu. Tujuannya adalah untuk menjaga sportivitas, sehingga tidak ada alasan untuk mengulur-ulur waktu demi mengamankan hasil pertandingan. Padahal dalam waktu 5 menit saja, peluang terjadinya gol sangat terbuka
9. Teknologi Football Video Support (FVS), dianggap lebih canggih dan membutuhkan lebih sedikit kamera daripada VAR (Video Assistant Referee), bisa dioperasikan manual maupun otomatis. Keberadaannya bukan untuk menggantikan VAR, tapi menjadi opsi lain ketika tim lawan protes kepada wasit. Teknologi FVS sendiri belum sepopuler VAR karena diujicobakan pada turnamen tertentu saja. Teknologi FVS tidak perlu melibatkan banyak asisten wasit seperti halnya VAR
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan dan kemanusiaan, full text english), ketiga (tentang masalah dan solusi kelistrikan), serta keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Blog 4: petsvic.blogspot.com


Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜