Pandemi Covid-19 mengubah hampir seluruh sektor kehidupan manusia. Pusat peradaban bukan lagi interaksi nyata (tatap muka), melainkan teknologi virtual. Hal itu berlaku pula dalam lingkup pergaulan manusia. Silaturahim sebisa mungkin tetap terjaga walau dibatasi aturan ini itu. Hal ini berlaku pula bagi umat Islam di Indonesia yang ingin melaksanakan tradisi mudik Lebaran setahun sekali, bertujuan untuk bersilaturahim dengan keluarga besar maupun sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Tradisi mudik (jarak jauh) Lebaran tahun 2021 yang dimulai tanggal 6-17 Mei 2021 resmi ditiadakan. Bahkan, larangan mudik jarak jauh untuk semua jenis transportasi telah dibuat aturannya, yaitu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi selama Masa Idul Fitri 1442 H dalam rangka Pencegahan Covid-19. Namun, untuk transportasi barang dan logistik tetap berjalan seperti biasa (sumber: otomotif.kompas.com). Hukuman yang diberlakukan atas pelanggaran tersebut mulai dari putar balik hingga pemberlakuan tilang.
Sedangkan mudik jarak jauh sebelum tanggal 6 Mei 2021 (tanggal 22 April-5 Mei 2021) dan setelah tanggal 17 Mei 2021 (18-24 Mei 2021) diperbolehkan dengan syarat yang sangat ketat dengan nama program pengetatan mobilitas Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN).
Adapun mudik Lebaran yang masih diperbolehkan di hari-H adalah untuk jarak dekat wilayah aglomerasi perkotaan (suatu kota besar dan padat penduduk yang didukung dengan kota/kabupaten satelit di pinggirannya), meliputi:
1. Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
2. Jabodetabek: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi
3. Bandung Raya: Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat
4. Yogyakarta Raya: Kota Yogyakarta, Sleman, Bantul, Kulon Progo, Gunungkidul
5. Semarang, Kendal, Demak, Ungaran, dan Purwodadi
6. Solo Raya: Kota Solo, Sukoharjo, Boyolali, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, dan Sragen
7. Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan
8. Makassar, Sungguminasa, Takalar, dan Maros
(sumber: suarasurabaya.net)
Aturan tersebut tentunya menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
A. Argumen yang Pro:
1. Penularan Covid-19 masih tinggi sedangkan mudik Lebaran dan libur panjang dikhawatirkan menimbulkan klaster baru. Seperti yang sudah-sudah, setiap libur panjang selalu terjadi lonjakan kasus Covid-19. Tentunya ini harus dikendalikan dan dibatasi. Jangan sampai niat mudik malah berakhir di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama dan tidak bisa bertemu saudara sama sekali...
2. Menurut survei yang dilakukan oleh Balitbang Kemenhub pada Maret 2021, sebanyak 11 % responden atau 27 juta masyarakat yang memilih tetap mudik meskipun dilarang. Ada aturan saja sudah seperti itu. Bagaimana jika tidak dilarang dengan aturan yang tegas?
3. Belum semua warga mendapatkan vaksin Covid-19 dan itu berisiko tinggi saat kegiatan mudik Lebaran dengan mobilitas orang yang tinggi
4. Menurut Edi Wuryanto, anggota Komisi IX DPR RI, mudik bukanlah kegiatan prioritas. Silaturahim memang penting, tetapi tidak harus tatap muka. Bisa diakali dengan teknologi virtual. Masyarakat harus semakin diingatkan bahwa pelarangan mudik demi mencegah penyebaran virus Covid-19
5. Menurut Muhadjir Effendy, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, ada kekhawatiran jika kasus Covid-19 meningkat, maka biaya penangannya akan lebih besar dari roda ekonomi yang berputar saat Lebaran. Tentu harus diantisipasi melalui aturan yang tepat
6. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, keberadaan aturan ini menjadi momen yang tepat untuk memulihkan pandemi dan juga sektor ekonomi Indonesia. Di India saja, begitu dibuka wilayahnya, terutama saat libur panjang, kasus Covid-19 naik 30 %
7. Mudik menurut Islam bukanlah kewajiban, melainkan tradisi khas umat Islam di Indonesia. Sudah selayaknyalah menahan diri untuk melakukan perjalanan mudik Lebaran demi mencegah kemudaratan yang lebih besar
8. Menurut Anwar Abbas, Sekjen Majelis Ulama Indonesia, hukum mudik itu mubah (boleh) dengan syarat daerah asal dan daerah tujuan mudik bebas dari wabah. Jika salah satunya bahkan keduanya ada wabah maka menjadi haram. Untuk itulah, pemerintah perlu hadir membatasi mobilitas pemudik melalui aturan, karena untuk saat ini sulit untuk mendeteksi suatu daerah di Indonesia benar-benar bebas dari wabah.
B. Argumen yang Kontra:
1. Kasus Covid-19 di Indonesia sudah mengalami penurunan dibanding sebelumnya. Sudah saatnya masyarakat (di bawah arahan pihak yang berwenang) mengombinasikan kehidupan era kenormalan baru dengan kehidupan normal yang sesungguhnya (seperti tradisi Lebaran), tentunya secara bertahap. Masyarakat pun sudah jenuh terhadap kehidupan yang serba dibatasi ini dan berpengaruh terhadap penghasilan mereka
2. Pengusaha transportasi banyak yang mengeluh akan merugi besar di saat tanggal 6-17 Mei 2021 diwajibkan setop beroperasi dan dilarang mengangkut penumpang umum yang hendak mudik. Solusi yang realistis adalah menyesuaikan (menaikkan) tarif angkutan dari 100-200 % saat sebelum tanggal 6 Mei 2021 atau sesudah tanggal 17 Mei 2021. Masalah pun muncul karena sejak pandemi, pengusaha transportasi seperti bus mengalami kerugian akibat minim penumpang. Dengan dinaikkan sampai 100 % bahkan 200 % bisa membuat penumpang semakin mengurungkan niatnya untuk pulang kampung. Tentunya harus dipikirkan solusinya
3. Mudik dilarang tetapi piknik ke tempat obyek wisata atau mal diperbolehkan. Bukankah piknik ke tempat obyek wisata atau mal juga mengundang kerumunan saat libur Lebaran nanti? Apa tidak terpikirkan keluarga besar dari luar kota datang jauh-jauh justru saling bertemu di tempat piknik atau mal dengan mengakali aparat keamanan? Tentunya aturan yang dibuat harus lebih menyeluruh jika ingin ditegakkan. Kalau menurut Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, akan muncul jenis wisata baru, yaitu wisata mudik
4. Menurut Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RI, justru momentum ini harus dikelola untuk membiasakan rakyat menghadapi era kenormalan baru. Tidak berbicara aspek kesehatan, tetapi juga ada aspek budaya dan ekonomi yang besar dalam setiap kegiatan mudik. Mobilitas orang dari kota sebagai pusat ekonomi ke desa cukup tinggi. Di Pulau Jawa saja, tradisi mudik Lebaran berkontribusi 58 % terhadap PDB nasional. Kenapa tidak dikebut saja program vaksinasi dan diterapkan syarat hasil tes PCR kepada setiap pemudik? (sumber: voi.id)
5. Pemerintah sudah mengizinkan ibadah salat tarawih di masjid dan bahkan sektor pariwisata juga saat libur Lebaran nanti. Bahkan, untuk sektor pariwisata sudah direstui langsung oleh Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Tentunya jika ada larangan mudik akan terjadi pertentangan dengan kebijakan sebelumnya
6. Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah justru menentang pemerintah pusat dan tetap mengizinkan tradisi mudik Lebaran dengan syarat tertentu. Alasannya para pemudik rindu sekali dengan keluarga besarnya dan kalau diatur serta dilarang ini itu khawatir timbul masalah baru
7. Mudik memang bukanlah kewajiban dalam Islam, hanyalah tradisi semata. Tapi, momen bersilaturahim secara fisik dengan keluarga besar yang terpisah akibat merantau, itu yang mahal dan sulit untuk dilarang. Apalagi, umur orang hanya Allah Swt yang tahu. Tahun ini bisa bertemu, tahun depan belum tentu
8. Adanya kekhawatiran tebang pilih dalam menerapkan aturan tersebut. Jangan sampai tegas ke warga negara sendiri, tapi lunak ke warga asing.
Setiap aturan yang dibuat oleh pemerintah selalu saja menimbulkan pro dan kontra, apalagi menyangkut kepentingan orang banyak. Tentunya pemerintah diharapkan selalu transparan dan mampu menampung aspirasi semua pemangku kepentingan. Setelah semua aspirasi diterima, pemerintah diharapkan bisa mengambil keputusan terbaik. Biasanya keputusan tersebut tidak akan memuaskan semua pihak, tapi setidaknya telah berupaya merangkul semua pihak, sehingga pihak yang merasa dirugikan pun memaklumi dan patuh terhadap kebijakan pemerintah. Pemerintah tentunya harus bijak dan tegas mengambil tindakan terhadap pemudik yang melanggar. Pada akhirnya, keputusan akhir diserahkan kepada masyarakat. Niat mudik tentunya dalam kondisi pandemi korona harus lebih diwaspadai. Pemudik wajib mematuhi aturan yang berlaku, termasuk protokol kesehatan, dan harus siap menanggung risiko serta menerima kemungkinan terburuk tanpa menyalahkan pihak lain, yaitu jika di tengah perjalanan mudik terpapar virus korona, tidak bisa bersilaturahim dengan saudara (gagal mudik), harus diisolasi mandiri di tempat yang mungkin tidak nyaman (sudah lama tidak dihuni manusia), bahkan harus siap juga dirawat di rumah sakit jauh dari lokasi tujuan mudik.
Mudik Lebaran Jarak Jauh (yang Dilarang) Tanggal 6-17 Mei 2021. Jika Dilakukan Sebelum Tanggal 6 Mei 2021 atau Sesudah Tanggal 17 Mei 2021 Disebut Pulang Kampung😃 |
Silakan mampir juga ke blog saya yang kedua (tentang kesehatan & kemanusiaan, full text english) ketiga (tentang masalah & solusi kelistrikan), dan keempat (tentang hewan peliharaan). Semoga bermanfaat. Terima kasih. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com
Blog 4: petsvic.blogspot.com
Today in Russia we celebrate Easter. Happy Easter!
BalasHapuseach different country celebrates easter. Success and blessings always for you and your country. Aamiin
HapusHave a nice day;)
BalasHapusThx. Have a nice day
HapusAda baiknya memang patuh tidak.mudik jangan pada tetap mainya mudik.
BalasHapusSerem kalau lihat kejadian tsunami corona di India ..., kalau kejadian itu sampai terjadi di Indonesia akan tambah parah perekonomian, makin orang kesulitan cari nafkah.
Ada pendapat pengamat jika Indonesia bisa seperti India jika setiap libur panjang selalu terjadi kenaikan kasus Covid-19. Dan betul, kalau kasus naik, biaya penanganannya pun mahal, bisa memperlemah roda ekonomi. Ujung-ujungnya rakyat kecil yang jadi korban
HapusAda prediksi pengamat bahwa setelah Lebaran akan terjadi lonjakan kasus Covid19 bahkan bisa seperti India. Apalagi ada varian Covid19. Semoga tidak terjadi. Semoga kita semua dilindungi dari virus COvid19 dan mendapatkan keberkahan. Aamiin
Hapusmelihat realita sekarang, sepertinya bakal ada yang mudik sembunyi-sembunyi . Setuju, mudik itu bukan kewajiban, tapi mencegah dan mengatasi wabah itu kewajiban bersama
BalasHapusBenar. Pasti ada saja yang mengelabui petugas demi bisa mudik. Tapi, nantinya akan menimbulkan masalah baru. Apalagi kalau sudah melanggar hukum lalu terpapar virus korona juga
HapusAku juga pengin mudik ke kampung halaman tapi sepertinya repot, harus bawa surat bebas covid 19 yang harganya 300 ribu, ada empat anggota keluarga berarti 1,2 juta. Belum biaya lainnya, ongkos bis yang mahal 300k dikali empat orang, makan dll.
BalasHapusMendingan disini saja dulu lah, nunggu normal dulu.
Wah, surat covid19 mahal juga. Untuk tes covid19 termurah biasanya genose Rp. 40 ribu, cuma masih terbatas yang menyediakannya. Risiko yang ditanggung cukup besar, apalagi kalau sampai terpapar korona.
HapusBetul. Jangan mudik dulu menjadi opsi terbaik sambil melihat perkembangan juga. Silaturahim tatap muka penting dan baik tapi mencegah kemudaratan itu jauh lebih utama. Di samping pahala sabar untuk menunda silaturahim
HapusSekarang lagi ramai kasus travel gelap untuk mengelabui petugas kepolisian dan aturan yang berlaku
BalasHapusSepertinya ada saja oknum yang mencari celah dari aturan yang berlaku dan mungkin kepepet juga akibat faktor ekonomi. Tapi bahaya juga jika travel gelap ini membawa penumpang yang terpapar virus korona. Bisa jadi tanpa dites swab juga. Info terbaru sudah mulai ditindak oleh kepolisian ulah travel gelap tersebut
HapusAtau tes swabnya ada tapi palsu hehe.... Lengkap pelanggarannya
Hapussaya gak mudik kemana-mana karena memang asli Betawi (dari lahir sudah di sini), yang jadi masalah adalah kakak saya dan anak-anaknya yang tinggal di Purwakarta pingin banget bisa ke Jakarta untuk bisa berlebaran bersama keluarga besar. Sementara profesi beliau ini guru honorer yang jam mengajarnya dari senin-sabtu, jadi momen lebaran benar2 berarti banget buat beliau. Tahun lalu gak bisa ke Jakarta, entah tahun ini. Bingung ya, satu sisi kangen, di sisi lain takut nanti di perjalanan ada apa2.
BalasHapusMau curhat sedikit, pak. Saya kebetulan terpapar covid 2 minggu pasca lebaran, padahal saya cuma menginap di rumah mertua dan ayah saya saja. gak kemana2. kenanya karena berinteraksi dengan orang2 di sekitar rumah mertua yang sama sekali gak taat prokes, padahal kami sudah pakai masker dll. Kecolongan sih ya, karena gak disangka mertua malah open house.. hehehehe.. tapi ya sudah alhamdulillah kami sekeluarga sudah sehat dan semoga gak kena lagi. Entah lebaran tahun ini, saya masih agak ngeri juga kalau ingat kejadian tahun lalu.
Belum lagi lihat berita kemarin tentang oknum di bandara yang memakai peralatan test swab bekas.. sampai suudzhon jangan2 mereka salah satu yang menyebabkan pasien covid terus bertambah..
Terima kasih komennya panjang dan curhat juga ini jadinya hehe.. Purwakarta menjadi titik penyekatan oleh Polisi untuk warga luar Jakarta yang mau ke Jakarta. Pastinya akan dipersulit untuk mudik. Harus ada surat keterangan dari perusahaan atau pemerintah setempat jika benar-benar mendesak. Alhamdulillah sudah pulih ya dari covid19, diharapkan ada imunitas alami yang membuat tubuh menjadi lebih kuat dari serangan virus Covid19, bahkan lebih kuat dari yang sekedar divaksin. Tapi tetap harus waspada, karena varian baru Covid19 semakin ganas saja. Yang kecolongan biasanya mendeteksi orang tanpa gejala itu yang sangat sulit. Amannya sih jangan mudik keluar kota dulu, kalaupun tetap mudik, mudik lokal saja seperti wilayah Bandung Raya atau Jabodetabek itupun dengan syarat yang ketat. Prihatin dengan oknum test swab bekas bahkan berita aneh-aneh seperti sengaja dicovidkan supaya anggaran cair, lalu bercampur dengan berita hoaks juga. Ada kekhawatiran setelah Lebaran ada lonjakan kembali kasus Covid19, bahkan bisa seperti yang di India. Semoga saja tidak, kita semua dilindungi dari virus jahat tersebut dan selalu mendapatkan keberkahan. Aamiin
HapusTradisi itu penting tetapi dengan memperhatikan batasan- batasan kami juga menjadi saksi iman. Tahum lalu, ada larangan bergerak, jadi kami menghabiskan liburan di rumah. Indonesia adalah negara yang inadah, tetapi Anda tinggal di pulau -pulan dan kesulitan bepergian.
BalasHapusBetul. Indonesia memiliki banyak pulau dan menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak. Tentunya lebih sulit mengatasi covid19 daripada negara dengan jumlah penduduk yang sedikit. Belum lagi karakter orang Indonesia bermacam-macam, ada yang patuh, ada juga yang tidak. Idealnya setiap liburan panjang tidak bepergian ke luar kota. Apalagi sekarang ada mutasi covid19
HapusSaya cek blog anda ternyata dari Polandia. Salam hangat dari Indonesia. Tetap saling support
BalasHapuswah tulisannya lengkap nih pak vicky, seperti biasa disarikan menurut pengamatan dan argumentasi dari berbagai pihak.
BalasHapusjadi tahu juga kalau pas tanggal 18-24 Mei 2021 diperbolehkan dengan syarat yang sangat ketat dengan nama program pengetatan mobilitas Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN). Juga baru tahu yang penjabaran aglomerasi.
Sangat informatif ^_^
Mudah mudahan kita semua selalu diberikan kesehatan ya..:)
Terima kasih. Walau ada info mudik lokal pun dilarang, faktanya untuk mudik lokal masih dibolehkan tapi syaratnya ketat. Kasihan yang mudik dekat seperti dari Bandung ke Cimahi misalnya atau dari Depok ke Bekasi. Semoga berkah dan sehat selalu untuk kita semua. Aamiin. Semoga tetap semangat menulis blog dan saling support...
Hapusbetul juga sih...kadang kadang kalau yang sudah kepepet mudik ga bisa di rantau ga ada pekerjaan, juga memikirknnya turut prihatin. Maju kena mundur kena...hehe
Hapusamin semangat saling support sesama blogger dan keep writing always Pak :)
Betul. Semoga Allah SWT memberkahi kita semua, diberikan kemudahan atas kesulitan. Aamiin. Siap saling support. Saya pasti support balik walaupun telat hehe..
HapusBeautiful blog
BalasHapusThx
Hapussemoga pandemi kelar dan taun depan bisa mudik dengan tenang, ini udah dua taun enggak mudik2,
BalasHapuskalau sekali lagi malah kayak bang toyip enggak pulang2
Doa dan harapan yang sama. Aamiin. Sekarang tahan dulu, Insya Allah tahun depan...Kalau ga mudik2, malah bikin stres dan menimbulkan masalah baru hehe..
HapusGracias por tu visita. Saludos.
BalasHapusOjalá esto sea útil y sigan apoyándose mutuamente.
HapusSaya mah yang pro. Takuuut banget ama virus, virus apa aja, apalagi yang namanya corona, waktu zamannya flu burung dan berjangkitnya swine flu, juga gitu, stay di tempat :)
BalasHapusSilaturrahmi virtual aja :)
Semoga saja aturan ini dilaksanakan dengan konsisten dan kasus covid-19 bisa menurun. Silaturahim virtual menjadi solusi walau ada yang kurang karena tidak bertemu langsung hehe..
HapusKesabaran dan kelapangan hati diuji di sini. Menahan ego untuk mudik demi keselamatan bersama tentunya perbuatan yang mulia.
HapusOlá Vicky,
BalasHapusObrigada por seguir meu blog
Li muito sobre o seu país
Obrigada
Lua Singular(Dorli)
Obrigado pelo agradecimento. Sempre sucesso para você
HapusBerita terbaru. Yang mudik lalu terinfeksi covid19, diisolasi mandiri (tidak dirawat di rumah sakit) di tempat yang mungkin jauh dari nyaman (akibat keterbatasan anggaran pemerintah daerah juga). Ada yang di GOR, rumah kosong yang sudah lama tidak dihuni, dsb. Tentunya harus siap mental juga
BalasHapusItu memang risiko besar yang harus diterima pemudik, selain risiko kecelakaan di jalan. Tentunya harus dipersiapkan segala sesuatunya. Imunitas tubuh harus kuat, badan fit, dan berdoa
HapusBahkan Di Madiun, pemudik yang terinfeksi covid19 malah diisolasi di penjara peninggalan Belanda hehe
BalasHapusMana kurang terawat dan angker katanya hehe..
HapusVery nice blogsite! Thank you for providing this site. Have a great weekend. Greetings from Turkey
BalasHapusThx. Always support each other. Warm greetings from Indonesia
HapusSure! Always support eachother. Happy weekend.
HapusKe pemudik begitu tegas, tapi untuk WNA dari Tiongkok ke Indonesia diizinkan, begitupun penerbangannya
BalasHapusMemang ironis juga walau pemerintah menegaskan pelarangan mudik justru untuk melindungi warganya sendiri dan bentuk kepedulian pemerintah terhadap warganya
HapusPassei por aqui novamente
BalasHapuspara te dar um abraço e desejar
um bom dia para você, Vicky,
meu amigo. ESTOU SEGUINDO O
SEU BLOG.
Obrigada. Continue apoiando uns aos outros e tenha sucesso para você também
HapusVery nice
BalasHapusThx
Hapuspro dan kontra memang selalu ada ya mas, tapi mudah-mudahan apapun itu kebijaksanaannya dapat bermanfaat untuk masyarakat banyak, agar negara kita bisa segera terbebas dari virus corona
BalasHapusBetul. Kepentingan masyarakat banyak tetap yang harus diprioritaskan. Semoga kita diberikan kesehatan dan keberkahan
HapusMuy buena toda la información. Como siempre un placer pasarme por aquí y leerte. Un saludo
BalasHapusGracias por la apreciación. Siempre éxito
HapusMuy interesante, gracias por la entrada te mando un beso
BalasHapusGracias. Saludos cordiales desde Indonesia
HapusDenger prediksi pengamat tunggu 2-3 minggu setelah Lebaran, akan ada lonjakan kasus covid19. Semoga salah
BalasHapusPendapat tersebut berkaca dari India. Tapi, saya berharap itu tidak terjadi di Indonesia dengan catatan pemudik dan wisatawan semuanya patuh terhadap protokol kesehatan dan kebijakan pemerintah soal penyekatan efektif
Hapusdua kali mudik dilarang
BalasHapusPastinya rindu yang memuncak ingin pulang ke kampung halaman
Maka tidak heran jika banyak yang lolos dan memaksakan diri.
Pro dan kontra hal biasa, karena menurut saya dua duanya juga benar.
Itulah kerinduan yang memuncak. Apalagi umur hanya Allah Swt yang tahu. Di sisi lain keselamatan dan kesehatan manusia juga tidak kalah penting. Akhirnya menjadi pilihan, apakah berdamai dengan Covid-19, mengalah dan bersabar dulu atau tetap pulang kampung dengan catatan harus siap ambil risiko
HapusTerkadang pemdanya sendiri yang menentang kebijakan pusat. Misal: Kemarin ada pejabat daerah yang memaksakan untuk menggelar open house Lebaran walau pusat melarang. Tentunya menjadi contoh yang kurang baik bagi warganya
HapusHola!!! muchas gracias por pasarte por mi blog y seguirme :D yo también me quedo por el tuyo.
BalasHapusSaludos desde Plegarias en la Noche.
Gracias. Siempre apóyense siempre unos a otros. Saludos cordiales
Hapussamalah keadaannya di malaysia. masih ramai yang berdegil pulang ke kampung walaupun dikenakan compound yang tinggi... saya tak tahu di mana kesedaran mereka... adakah mereka anggap Covid 19 ini sekadar mitos dan dongengan?
BalasHapusTradisi mudik di sana juga ada di sana. Banyak orang perantauan di sana. Walaupun syaratnya cukup ribet, tapi banyak yang tetap memaksakan mudik. Mereka yang beranggapan covid19 hanyalah mitos itu karena mereka tidak mengalaminya langsung. Kalau sudah menganggap remeh seperti ini kemudian lengah, ya bisa tertular juga
Hapusp/s salam aidil fitri buat mas vicky dan keluarga di sana...
BalasHapusmaaf zahir dan batin ;-)
Selamat Idul Fitri. Berkah dan sehat selalu Mbak Anies sekeluarga di Malaysia. Taqobbalallahu Minna wa Minkum, mohon maaf lahir batin. Stay safe...
Hapussampai ada yg beralasa kalo suatu keluarga memang nggak mudik tapi wisata kemana.. cm terakhir berkunjung ke rmh ortu 😂
BalasHapusBetul. Agak sulit mencegah berwisata lalu pada silaturahim di tempat wisata hehe.. Info terakhir, tempat wisata pun pengunjungnya dibatasi. Kemungkinannya cuma 3, tetap aman, menularkan, atau tertular. Karena gejala demam tinggi tidak lagi menjadi patokan
HapusNamun pada akhirnya, larangan mudik merugikan kaum kecil yang mencari nafkah dari pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain.Mudah2an pemerintah bisa mencari solusi terbaik.
BalasHapusSerba salah juga untuk rakyat kecil. Kalaupun memaksakan mudik harus keluar banyak uang untuk surat bebas covid berikut hasil tes swab. Belum lagi masih ada potensi risiko terinfeksi juga. Tentunya akan ada biaya tambahan lagi, walau biaya pengobatan dan perawatan ditanggung pemerintah. Intinya sih mereka yang tetap mudik harus siap ambil risiko dan punya bekal untuk menghadapinya
HapusLarangan mudik ini membuat nuansa Lebaran tidak ramai seperti tahun-tahun lalu. Jalanan lebih sepi kemarin. Kakak saya yang biasanya kebanjiran order makanan pun sudah dua tahun sepi. Semoga kondisi tahun depan sudah normal kembali. Amin
BalasHapusBetul. Berarti masih banyak orang yang peduli keselamatan, kesehatan, patuh terhadap pemerintah, dan tidak mau ambil risiko. Hal ini juga berdampak pada bisnis kuliner, kue kering, dan transportasi. Biasanya Lebaran puncaknya kini mereka terdampak. Doa dan harapan yang sama. Aamiin
HapusWah iya, pembahasannya sama.
BalasHapusMantap bang... dibahas secara detail
Betul. Cuma artikel saya lebih ke perspektif hukum
HapusAlhamdulillah tahun ini aku memang gak perlu mudik,karena mamaku memang di Bandung dan mama mertua udah pindah ke Bandung. Tapi aku geram siy sama kebijakan yang mencla-mencle, gak boleh mudik tapi boleh piknik, bahkan banyak WNA masuk Indonesia. Semoga pandwmi ini cepat berakhir. Aamiin
BalasHapusAlhamdulillah keluarga inti sudah berkumpul di Bandung tentunya lebih safe seperti itu. Kebijakan pemerintah yang tidak konsisten menunjukkan bahwa mereka juga pusing ngadepin korona apalagi kalau dikaitkan dengan bisnis hehe... Diharapkan ke depannya tidak tebang pilih. Doa dan harapan yang sama. Aamiin
HapusTahun ini saya pas banget gak bisa mudik, ya iklhasin saja sambil berharap tahun depan kita semua bisa mudik dengan bahagia. Pro kontra pasti ada yang penting selalu berjaga agar tidak kena wabah berbahaya ini
BalasHapusBetul. Pro kontra pasti punya alasan yang kuat juga demi keselamatan bersama. Justru kalau aturan lempeng2 aja tanpa ada yang mengkritisi malah kurang baik. Doa dan harapan yang sama. Aamiin
Hapusbaca ini jadi sedih karena saya juga sama ga bisa mudik, lagi melanglang buana di pulau orang, semoga segera bisa kembali Jakarta lagi saya niy kak
BalasHapusAmannya memang menunda mudik dulu. Ada kekhawatiran 2-3 minggu setelah Lebaran kasus Covid-19 naik. Kalaupun tetap ingin mudik, baiknya sebulan setelah Lebaran, tentunya selalu memantau berita tentang kasus covid-19, khususnya daerah asal dan daerah tujuan mudik. Doa dan harapan yang sama. Aamiin
HapusKalau ada pertanyaan setuju atau tidak setuju? Saya jawab tidak setuju. Bukan berarti saya tidak percaya corona, bukan berarti saya tidak percaya pemerintah, tapi hari ini yang terjadi sangat memprihatinkan.
BalasHapusTidak mudik tahun lalu, oke. Tahun ini dilarang, ternyata orangtua di kampung dah meninggal, sedih saya mendengarnya. Musuh kita emang bukan hanya NWO tapi media juga ikut membesar-besarkan
Terima kasih atas opininya. Turut berduka cita orangtua sudah meninggal, semoga husnul khotimah, diampuni dosa-dosanya, dan mendapatkan keridaan Allah Swt. Aamiin. Saya yakin sikap sabar dan legowo menunda mudik demi kemaslahatan yang lebih besar pahalanya luar biasa walaupun tidak bisa bertemu orangtua yang meninggal. Pemerintah mengambil kebijakan tentunya dilingkupi kebingungan juga, sehingga pasti tidak memuaskan semua pihak. Lalu media seperti terpecah juga, ada yang pro, kontra, atau malah bikin hoaks demi keuntungan semata. Memang harus cerdas dan kritis menyaring info. Semoga keberkahan dan kesehatan untuk kita semua.
HapusVicky di sekitar sini peraturannya mirip tapi saya pikir itu terserah semua orang untuk mengikutinya.
BalasHapusSaya ingin tahu vaksin apa yang diterapkan di sana
Salam dari Argentina
Masalah covid-19 menjadi masalah global. Walaupun ada kebijakan pemerintah, pada akhirnya diserahkan kepada masyarakat. Termasuk soal vaksin. Di sini vaksin bukanlah kewajiban, melainkan kerelaan. Vaksin Sinovac cukup dipercaya, tapi vaksin Astra Zenecca juga mengundang kontroversial di sini, herannya masih saja diproduksi (mungkin demi uang). Salam hangat dari Indonesia
HapusInteresante. Saludos.
BalasHapusGracias y que tengas un feliz fin de semana
HapusThanks for you visit. I' exploring your blogs. Only could read the post about cats dry food in English. I couldn't find translator for the others, so,vit makes it quite difficult.
BalasHapusYou are welcome all the same.
Best wishes
You're very welcome. Stay connected and stay safe
HapusSorry, Translator only in website version, not mobile version
Hapussaya sudah 2 tahun ngga lebaran sama keluarga :(
BalasHapusSemoga kesabaran menunda mudik demi keselamatan bersama mendapatkan pahala yang besar. Ironisnya, selama hampir 2 tahun juga pandemi korona masih ada. Semoga berkah dan sehat selalu mas Arief sekeluarga
HapusAmiin.. terimakasih mas Vicky
HapusSama2. Tetap saling support mas🙏🏻
Hapusmemang kalau bertemu tanggal merah, tidak hanya lebaran tapi hari libur lain, langsung auto agak bikin bingung menerapkan strategi larangannya ya Pak Vicky...terutama menyelaraskan dengan pihak pihak yang berkepentingan selain masyarakan awam :)
BalasHapusBetul. Setiap libur panjang pasti ada rasa was-was juga. Warga ingin liburan keluar karena bisa jadi hiburan di rumah sudah membosankan. Contoh sederhana acara televisi atau konten youtube yang kebanyakan tidak berfaedah, sekedar pamer dan mencari sensasi hehe..
Hapuskalo kemaren aku mudik jauh hari sebelum hari raya, masih aman sebelum tanggal yang di tetapkan gak boleh mudik :D
BalasHapusBetul itu aman karena peraturan belum diberlakukan
HapusRed Laser Pointers
BalasHapusPointeur laser violet
Laser jaune Pointeurs
👍🏻👍🏻
HapusHola Vicky. Muy interesante tu post. En nuestro pais las reglas son similares hya restrucciones y vacunas, pero debemos seguir cuidandonos mucho y de todos depende!! Un abrazo
BalasHapusGracias. Básicamente, las restricciones de viaje son por el bien común y la seguridad. Saludos cordiales
HapusDuh saya serasa ingin pulang, udah hampir 10 thn lebih gak pulang ke rumah nenek, tapi syukurnya nenek masih ada sampai sekarang :)
BalasHapusAlhamdulillah nenek masih sehat dan panjang umur. Semoga bisa segera bertemu nenek setelah pandemi Covid-19 berakhir. Stay safe
HapusAn interesting article about the Covid 19 restrictions which affects to cultural traditions on family relations. We have to make the most to help get rid of this pandemia
BalasHapusAnd once it ends, we will be able to go back to our uses.
Now, with the help of translator, I'm able to read your aticles.
Many thanks for you visit.
I know English.
All the best
Yes, I agree. and humans are forced to adapt to the new living system. Stay safe and healthy
HapusOlá, Vicky!
BalasHapusMuito Obrigado, pela visita.
Muito interessante o seu artigo sobre o Covid 19. É mais difícil de lidar aí na Indonésia, em função das raízes culturais. No entanto, na minha perspectiva, a vida é mais importante do que qualquer tipo de cultura ou tradição.
Cuide-se!
Abraço.
Isso mesmo e meu país também é muito povoado e ilhas. Às vezes, os governos local e central têm visões diferentes. Obrigado e boa sorte sempre
HapusGracias por pasar y comentar. Un placer.
BalasHapusInteresante post sobre COVID19 amigo.
Saludos cordiales.
Gracias por la apreciación. Sigan apoyándose unos a otros
Hapussaya pikir, asalkan mematuhi protokol kesehatan, aman2 saja utk mudik. lagian Tradisi mudik itu kan cuma setahun sekali.
BalasHapusBTW, maaf mas Vicky baru bisa berkunjung... 2 minggu terakhir saya lagi kurang fit
Mencegah kerumunan seperti tradisi mudik pun bagian dari protokol kesehatan. Walaupun sudah dibatasi, tetap saja terjadi lonjakan kasus Covid-19 seperti di daerah Kudus misalnya. Siap, semoga tetap saling support, rutin menulis artikel berkualitas, dan semakin sukses. Thx
HapusSemoga cepat pulih ya dan bisa rutin ngeblog lagi.. Aamiin
HapusSo detail and informative. We are all tired of lock down and wearing masks but we must soldier on and beat this virus
BalasHapusThx...I hope the corona pandemic ends soon. Aamiin
HapusYo creo que esta pandemia ha destruido muchas de las bellas tradiciones de la humanidad y esas tradiciones son las que hacen la vida especial...
BalasHapusPaz
Isaac
Hay un punto. Hay un nuevo sistema de vida y civilización que obliga a los humanos a adaptarse. Ojalá podamos adaptarnos bien
Hapussemoga koronanya segera berakhir ya..
BalasHapusWould you like to follow each other? If the answer is yes, please follow me on my blog & I'll follow you back. thank you.
http://www.rosetinz.com
Aamiin. Done follow
HapusVery important findings.Nice weekends.🙂
BalasHapusThx
HapusIn return, and thanking you for visiting my blog,
BalasHapusas I said, your blog is very interesting, I like to read.
Greetings from Brazil
Thx. Warm greetings from Indonesia
Hapus