All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Fenomena Kerasnya Persaingan Liga 1 Indonesia 2017

IWA

Senin, 17 Juli 2017

Fenomena Kerasnya Persaingan Liga 1 Indonesia 2017

 






Biasanya saya tertarik dengan gemerlap dan ketatnya persaingan Liga Inggris (Barclays Premier League/BPL) yang memunculkan Chelsea sebagai juara BPL 2017. Namun kali ini, kompetisi sepak bola Indonesia kasta tertinggi, Liga 1 2017 menyuguhkan persaingan yang tidak kalah serunya, bahkan lebih ketat dari BPL sekalipun, tentunya dengan level yang berbeda hehe..



 
Sesuai dengan taglinenya #ligabarusemangatbaru, memunculkan harapan baru, persaingan baru (yang lebih berat), dan masalah baru hehe.. Dengan dukungan sponsor yang lebih kuat dari musim-musim sebelumnya, maka sudah pasti Liga 1 2017 akan lebih menggiurkan dari sisi bisnis, prestasi, dan prestise. Akan tetapi, persaingan yang sangat ketat selalu saja memunculkan masalah baru, seperti ketidakpuasan salah satu tim (biasanya tim yang kalah) terhadap wasit dan asisten di lapangan. Seperti contoh pertandingan yang terdekat, protes tim Persib saat Madura United vs Persib. Dalam pertandingan tersebut, dua gol Persib dianulir mengakibatkan Persib kalah telak 3-1 untuk Madura United. Protes memang tidak mengubah hasil, akan tetapi diharapkan dapat mengevaluasi kinerja yang salah serta mengubah sistem agar lebih baik dan fair ke depannya.

Sampai dengan hari minggu kemarin, 16 Juli 2017, perolehan poin peringkat pertama sampai delapan sangat rapat dan berdekatan, poin mereka 24 sampai dengan 27, sehingga delapan tim teratas tersebut masih berpeluang besar untuk masuk papan atas (5 besar), sementara di bawahnya, perolehan poin peringkat sembilan sampai empat belas, juga sangat dekat, yaitu 19 sampai dengan 22, sedangkan sisanya empat terbawah bersaing untuk lolos dari degradasi, poinnya juga berdekatan, yaitu 5 sampai dengan 17. Dengan demikian, tidak ada tim yang superior, kekuatannya nyaris merata. Tim yang super kaya saja bisa terseok-seok di kompetisi ini, sementara tim yang tidak terlalu diunggulkan justru ada di papan atas. Ini yang membuat Liga 1 2017 menjadi jauh lebih menarik dibanding musim-musim sebelumnya
Dari persaingan di atas, maka uang yang melimpah bukan jaminan untuk juara, ada faktor-faktor lain, seperti manajemen yang profesional, wewenang yang jelas (tidak tumpang tindih peran manajer dan pelatih misalnya), kedalaman skuat yang bagus, kekompakan tim, dukungan suporter dan stakeholder lain yang positif, CSR yang konsisten (sbg bentuk sedekah, agar mendapatkan takdir Tuhan yang terbaik). Kalau itu semua terpenuhi, istilah main dengan hati dan mental juara akan muncul dengan sendirinya.










Silakan mampir juga ke blog saya yg kedua (ttg kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (ttg masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com


 
    




























































































































2 komentar:

  1. Sejelek-jeleknya liga Indonesia, tetap penuh kearifan lokal, lebih seru, dan ratingnya lebih tinggi dari liga luar hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju. Hiburan rakyat ya sepak bola dalam negeri

      Hapus

1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜

Timnas Indonesia U-23 Menorehkan Sejarah Baru di Piala Asia U-23 2024

Tim nasional (timnas) sepak bola putra Indonesia level kelompok umur under 23 years old (U-23) berhasil menciptakan sejarah baru di Piala As...