All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Inovasi dan Biaya Tinggi

IWA

Senin, 16 Oktober 2017

Inovasi dan Biaya Tinggi

Inovasi selalu berbanding lurus dengan biaya tinggi. Misalnya saja inovasi yang dilakukan PT. Kereta Api Indonesia (KAI) membuat harga tiket kereta api menjadi lebih mahal, tentunya dipengaruhi juga oleh inflasi. Tapi, dampak positifnya dirasakan langsung oleh penumpang setianya, lebih nyaman, aman, tertib, bersih, tepat waktu, dan sebagainya. Penumpang yang lemah daya belinya, tentunya akan tersisih oleh penumpang yang lebih baik daya belinya, toh jumlah penumpang kereta api semakin banyak, bahkan dalam momen-momen tertentu seperti libur panjang Lebaran, dan sebagainya, jumlah penumpang membludak tidak sebanding dengan jumlah kereta apinya. Seringkali, hal tersebut diantisipasi oleh PT. KAI dengan mengadakan KAI Travel Fair yang sering menawarkan tiket promo jauh di bawah pasaran. Masalahnya: jumlah tiket promonya sedikit, sementara yang datang membeludak, sehingga menimbulkan kekecewaan bagi yang sudah datang, mengantri, tapi tidak dapat apa-apa. Mungkin ke depannya, udah aja sediakan tiket diskon di setiap loket resmi dengan sistem random, itu jauh lebih baik daripada menyusahkan konsumen dan memunculkan masalah baru. Toh, bukankah mengadakan travel fair justru membutuhkan biaya tambahan yang besar? Ada yg mengganjal jg dgn PT. KAI ini, dgn berdalih permintaan yg sngt tinggi, seringkali kenaikan harga tiket menjadi signifikan di momen2 tertentu seperti libur hari raya. Itu memang sdh diatur khusus, mengingat tarif diserahkan kpd mekanisne pasar. Harga memang menjadi tdk masuk akal, toh msh bnyk yg memburu. Bnyk yg ngantri, tp yg cerdik dan kuat duitnya yg bisa memenangkan persaingan hehe.. Kemudian, harga tiket seringkali naik scr diam2 n sunyi spt silent hill hehe.. Jadi bnr2 tanpa pemberitahuan, tau2 sdh naik sj (biasanya di tarif subclass tertinggi/termahal di tiap kelasnya). Kl konsumen yg kritis walau tiket naik  Rp. 5 rb sj pasti akn ketahuan.
Antisipasi tiket KA mahal lewat KAI Travel Fair tiap tahun dengan banyak tiket promonya. Sumber: dyandra.com
Di-update 12 Januari 2018: PT. KAI akn memasang fasilitas Wi-Fi di seluruh kereta api (KA) jarak jauh (ga tau semua kelas atau eksekutif sj?) Jika bnr, ini tentunya inovasi yg sngt baik n bermanfaat. Tp, apkh inovasi tsb membuat harga tiket bkl naik scr diam2 ala Silent Hill td ya? Entahlah ;)
Fasilitas Wi-Fi di Setiap Kereta Jarak Jauh. Inovasi bagus, tp Hrg Tiket bkl Naik scr Diam2 ga ya? Sumber: trivia.id
Di-update 28 Juni 2018: PT. KAI sudah mulai meregenerasi rangkaian kereta api jarak jauh dgn kehadiran rangkaian kereta api stainless steel kelas ekonomi premium, eksekutif, n termewah kelas eksekutif luxury (sleeper train), yg diklaim sbg karya anak bangsa, memiliki kelebihan body lbh tahan karat, suspensi lbh empuk, interior lbh elegan, ada headset, kamar mandi lbh kekinian, ada CCTV, fasilitas mushola di kereta makan (walau hny muat 2 org), dsb. Di rangkaian kereta tsb sdg diupayakan dipasang Wi-Fi, walau modemnya sudah terpasang.
Body Tahan Karat, Livery khas, tp Cenderung Sederhana krn Tdk Ada Cat Dasar Berikut Variasinya #EksteriorEksekutifStainlessSteel

Interior KA Eksekutif Stainless Steel Kekinian, Ada CCTV+Modem Wi-Fi Tergantung di Ats, Walau Modem Baru Sebatas Pajangan ;)
Mushola di Kereta Makan, Tdk Ada Pemisahan utk Pria n Wanita
Mushola hny Muat 2 Orang

Ini Dia Inovasi KA Eksekutif yg Paling Baru utk Rute Jarak Terjauh, dilaunching saat Musim Mudik 2018: Kelas Eksekutif Luxury Sleeper Train Menggunakan Single Seat. Udh spt Kelas Business Pesawat Garuda Indonesia atau disebut juga Hotel Berjalan, Lengkap dgn Bnyk Tombol Elektronik yg Penasaran utk Dioprek hehe.... Sayang, Knp kok Ada Kursi Mundurnya? (Tdk Searah dgn Jalannya Kereta). Harga Tiket Promo Rp.  900 rb-an utk Rute Jkt-Sby, tp bs Nembus Jutaan kl Tarif Promonya dicabut. Sumber: jabarnews.com
Sbnrnya PT. KAI dulu (thn 90-an namanya msh Perumka) jg melakukan inovasi yg skrg mlh dihapus, yaitu menyediakan kelas argo wilis spesial, dgn susunan kursi 2 di kiri dan 1 (single seat di kanan). Jika kls tsb dihidupkan lg, mgkn tarifnya bkl lbh mahal darikelas argo eksekutif pd umumnya, tp tentunya bkl lbh nyaman, terutama buat yg bepergian sendiri duduk di single seat (privasi lbh terjaga tanpa khawatir diajak ngobrol ngalor ngidul dgn durasi lama oleh penumpang sblh hehe..).
Interior KA Argo Wilis Kelas Spesial Thn 90-an (Skrg Kok Ditiadakan ya?). Foto diambil saat Saya Berkunjung ke Museum Transportasi TMII Jakarta
Di-update 28 September 2018: Pada tanggal 28 September 2018, PT. KAI merayakan HUT ke-73 dengan mengusung tema Inovasi. Semoga semakin maju dan sukses, Aamiin. Memang, inovasi PT. KAI yang saya rasakan beberapa bulan belakangan semakin banyak, mulai dari:
- Kebersihan, kenyamanan, dan keamanan yang semakin mantap, baik di dalam kereta api maupun di lingkungan stasiun
- Sistem ticketing online yang memudahkan dan tidak perlu antri
- Sistem check-in dan boarding pass untuk menghindari calo, tiket palsu, penumpang gelap, dan sebagainya
- Sistem E-boarding pass di aplikasi KAI Access 2 jam sebelum keberangkatan (jadi tidak perlu antri di check-in counter)
- Online Cancelation dan Online Reschedule. Jadi, bagi penumpang yang ingin membatalkan tiket kereta atau mengubah jadwal kereta tidak perlu ke stasiun pemberangkatan dan mengantri panjang. Tapi, ingat, pembatalan, penjadwalan ulang, bahkan mengganti nomor kursi di jadwal yang sama akan dikenakan charge yang lumayan besar
- Fitur pemesanan KA Lokal secara online (masih terbatas di KA Bandung Raya)
- E-Wallet, yaitu metode pembayaran baru pada aplikasi KAI Access, meliputi Mandiri E-Cash, BNI Uniqku, dan Telkomsel T-Cash
- Sleeper Train, KA Wisata, dan peremajaan kereta api semua kelas
- Integrasi KA barang dengan pelabuhan
-Kereta Kesehatan sebagai bagian dari CSR (Corporate Social Responsibility)
- KA Bandara
Reaktivasi rel kereta api di wilayah tertentu
(Sumber: Pendapat dan Pengalaman Penulis, serta Dikutip dari Koran Pikiran Rakyat 28 September 2018). Untuk info lengkapnya, silakan kunjungi website PT. KAI dengan link: https://www.kai.id/

Tapi, lagi-lagi ada yang mengganjal, inovasi tersebut membuat tarif tiket KA jarak jauh naik secara signifikan (tapi diam-diam). Saya rasakan sendiri, tahun 2017 harga tiket KA eksekutif Argo Parahyangan masih di kisaran Rp. 100 rb-120 rb (berbagai subclass, jadi yang pesan jauh2 hari bisa dapat harga terendah). Nah, sekarang, saya coba tiket KA Eksekutif rute yang sama pesan untuk Desember 2018, hanya berlaku satu harga (pdhl pesan jauh2 hari bulan September 2018), itupun harganya melonjak jadi Rp. 140 rb. Nah, tiket yang harga Rp. 100 rb itu menjadi milik KA Ekonomi Premium (turun kasta) dengan rute yang sama. Luar biasa bukan... Saya berpendapat bahwa itu adalah keuntungan dari perusahaan monopoli (tidak ada saingan), jadi (maaf) bisa seenaknya menaikkan harga tiket (apalagi Lebaran), toh daya beli masyarakat masih tinggi. Mereka berdalih akibat biaya komponen dan bahan bakar nak, serta akibat pengaruh inflasi. Padahal, kalau diperhatikan ya faktor utamanya itu tadi, akibat banyak inovasi tentunya membutuhkan biaya yang tinggi. Ketika harga tiket KA dinaikkan, otomatis ada penumpang yang turun kasta dari biasa naik KA Eksekutif menjadi Ekonomi Premium, yang tadinya sanggup di Ekonomi Premium turun kasta menjadi Ekonomi AC. Yang makin kaya sih ga masalah, mau naik KA Eksekutif, KA Wisata, Sleeper Train, bahkan di lokomotif sekalian itu sah2 saja, toh orang kaya mah bebas hehe... Yang dipermasalahkan, bagi penumpang yang dulu biasa naik KA Ekonomi bersubsidi (KA Ekonomi jadul), dipastikan akan tersisih akibat daya belinya lemah. Menyedihkan memang, sesuai tema, inovasi pasti menimbulkan biaya tinggi, dan itu dibebankan ke konsumen.

Contoh lain: inovasi teknologi dalam pertandingan sepak bola seperti teknologi garis gawang berikut teknologi video tayangan ulang/Video Assistant Referee (VAR) membutuhkan biaya yang tinggi, sehingga hanya dimiliki oleh negara yang maju sepakbolanya dan makmur secara ekonomi. Inovasi tersebut meminimalisir kesalahan wasit dan asistennya dalam mengambil keputusan serta menghindari kontroversi panjang di kalangan banyak pihak. Sejauh ini, teknologi tersebut hanya dimonopoli oleh negara-negara yang menjadikan sepak bola sebagai industri yang diakui secara internasional. Baiknya, sih ada pemerataan dan keadilan, sehingga tidak menimbulkan kesan diskriminatif. 

Teknologi VAR sendiri sdh diberlakukan secara penuh pd Piala Dunia 2018 di Rusia. Hasilnya, memang tidak ada lagi kontroversi seperti gol tangan Tuhan Maradona, gol melewati garis gawang/belum, diving/tdk, handball/tdk, dsb. Sejauh ini, semua keputusan wasit yg membutuhkan VAR di Piala Dunia 2018 dipatuhi oleh semua pihak tanpa ada protes.

Sumber: rectmedia.com

Demikian pula di dunia otomotif, semakin banyak inovasi yang dimiliki suatu kendaraan, semakin tinggi pula harga kendaraan tersebut. Misalkan, teknologi sensor untuk mendeteksi gangguan yang tidak terlihat oleh pandangan pengemudi, atau teknologi auto driving yang sedang dikembangkan untuk beberapa tahun ke depan. Lalu, ada juga teknologi robot untuk memudahkan manusia. Sempat ada kekhawatiran juga sih, kalau keberadaan robot nantinya bukan untuk memudahkan manusia, tapi untuk menggantikan manusia, karena dianggap lebih murah ketimbang menggaji manusia. Tapi, di sini faktor kemanusiaan dan hati nurani berbicara, teknologi robot hanya dibuat untuk memudahkan manusia tanpa harus mengganti pekerjaan yang biasa dilakukan manusia.
Sumber: tekno.id

Pada dasarnya, inovasi selalu menghadirkan dampak yang positif, tapi harus diperhatikan lingkungan di sekitarnya untuk mencegah dampak negatif yang besar, jangan sampai inovasi malah menyisihkan tenaga manusia, seperti kehadiran robot jangan sampai menyisihkan manusia (PHK massal misalnya), tapi justru membantu dan memudahkan manusia untuk mencapai tujuan yang lebih baik. Ya, itulah yang dikhawatirkan di Industri 4.0 (kombinasi komputer, internet, teknologi, dan robot) yang sedang menggema akhir-akhir ini. Di samping itu, apakah setiap inovasi selalu berbanding lurus dengan biaya tinggi dan ujung-ujungnya biaya tersebut dibebankan kepada konsumen? Adakah cara lain yang lebih elegan?

Silakan mampir juga ke blog saya yg kedua (ttg kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (ttg masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com




2 komentar:

  1. Dulu, thn 2000-an, tarif tiket eksekutif KA argo gede hny Rp. 50 rb trmsk snack dan Aqua gelas. Skrg thn 2019 kok tarif tiket eksekutif KA Argo Parahyangan stainless steel (sdh ganti nama) 3 kali lipat jd Rp. 150 rb tanpa snack. Luar biasa inovasi yg mahal. Tp yg membuat lbh mahal itu teori inflasi buatan barat yg kejam, bkn salah presidennya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy jg baru nyadar trnyta inflasi lah (bkn inovasi) yg membuat biaya melambung setidaknya tiap 2 thn smntr penghasilan sebagian rakyat cenderung naik sedikit tdk tdk sebanding dgn kejamnya inflasi. Contoh nyata ya harga tiket ka. Pencipta inflasi memang hrs tg jwb akan kemiskinan & ketimpangan di negeri... Thx

      Hapus

1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜

Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan

Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa defini...