All about Innovation💡, Law⚖️, Management📝, & Soccer⚽: Pertumbuhan Tinggi Badan Pesepakbola Marcus Rashford yang Pesat dlm Waktu Singkat

IWA

Senin, 09 Oktober 2017

Pertumbuhan Tinggi Badan Pesepakbola Marcus Rashford yang Pesat dlm Waktu Singkat

Sumber: www.football-wallpapers.com

Saat berusia 18 tahun, tinggi badan Rashford, pesepakbola muda berbakat Inggris yang bermain di Manchester United adalah sekitar 180 cm. Namun, setelah setahun berselang, tinggi badannya bertambah sekitar 3 cm, sehingga tinggi badannya 183 cm. Suatu pencapaian yang luar biasa. Saya rasa, pihak klub sangat memperhatikan pertumbuhan tinggi badan para pemain mudanya. Pihak klub sudah menyediakan pola latihan khusus dan nutrisi untuk menunjang pertumbuhan tinggi badan para pemain mudanya. Hal ini yang jarang dilakukan oleh klub-klub sepak bola di Indonesia. Banyak orang kita yang beranggapan bahwa itu adalah faktor genetik. Sehebat apapun latihan untuk menunjang pertumbuhan tinggi badan, kalau genetiknya pendek, ya sulit juga. Tentunya itu pernyataan yang salah. Perhatikan atlet basket, renang, voli, dan semua olahraga yang ada loncatnya di Indonesia. Rata-rata posturnya tinggi-tinggi, padahal genetik orangtuanya pendek. Itu karena ada latihan khusus, nutrisi, dan olahraga yang digelutinya. Teman saya dengan kedua orangtua bertinggi badan di bawah 175 cm, terbiasa olahraga skipping sebanyak 2000 kali setiap pagi sejak usia muda, hasilnya tinggi badannya mencapai sekitar 190 cm. Jelas, hal ini tentunya perlu usaha ekstra dan di bawah pelatih khusus, apalagi jika ada masalah genetik itu tadi yang menjadi kendala orang Indonesia. Bahkan, saya pernah membaca, di usia 30-an pun, jika dilatih secara khusus (lebih baik di bawah bimbingan pelatih khusus) serta nutrisi yang mendukung, maka tinggi badan masih bisa bertambah, walaupun peluangnya kecil.
Sumber: solusitambahtinggi.com

Kembali ke Rashford tadi, dengan postur yang semakin tinggi ideal, memudahkan untuk duel bola-bola atas, apalagi sejatinya Rashford adalah penyerang murni, bukan di sayap. Beruntung, dengan jangkauan kaki yang panjang, postur tinggi tapi langsing Rashford tampak semakin lincah dan kencang berlari, tapi tetap kokoh dan tidak mudah jatuh. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepercayaan diri pemain yang bersangkutan, ujung-ujungnya performa pemain akan lebih baik. Semuanya bisa dicapai, karena di negara yang sudah maju dan berprestasi sepak bolanya, memiliki sport science yang jauh lebih baik dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Apalagi biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan sport science tentu sangat mahal. Mungkin di Indonesia belum menjadi prioritas.

Silakan mampir juga ke blog saya yg kedua (ttg kesehatan & kemanusiaan, full text english) dan ketiga (ttg masalah & solusi kelistrikan). Semoga bermanfaat. Thx. Berikut link-nya:
Blog 2: healthyhumanityvicagi.blogspot.com
Blog 3: listrikvic.blogspot.com



2 komentar:

  1. Sport science di negara maju memang memperhatikan yg detail spt pertumbuhan tinggi badan bgmn dilatih spy hasilnya optimal, trmsk nutrisi, dan tidak pasrah begitu saja dgn alasan genetik. Di Indonesia hal2 spt ini blm nyampe kyknya hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju, khususnya sport science spk bola di Indonesia msh belum secanggih di negara yg maju spk bolanya. Mslh postur spt bkn menjadi prioritas dlm sport science spk bola di Indonesia, yg penting speed & agility

      Hapus

1. Silakan berkomentar secara bijak
2. Terbuka terhadap masukan untuk perbaikan blog ini
3. Niatkan blogwalking dan saling follow blog sebagai sarana silaturahim dan berbagi ilmu/kebaikan yang paling simpel. Semoga berkah, Aamiin :)😇
4. Ingat, silaturahim memperpanjang umur...blog ;)😜

Manajemen Puasa Ramadan yang Menyenangkan

Seringkali kita mendengar istilah manajemen yang merupakan salah satu jurusan perkuliahan di fakultas ekonomi, tapi kurang paham apa defini...